BANKING

OJK Minta Bank Rutin Lakukan Stress Test dan Asesmen Kekuatan Modal

Nur Ichsan Yuniarto 12/10/2025 21:34 WIB

OJK meminta agar bank secara rutin melakukan stress test dan asesmen terhadap kekuatan permodalannya.

OJK Minta Bank Rutin Lakukan Stress Test dan Asesmen Kekuatan Modal

IDXChannel - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) meminta agar bank secara rutin melakukan stress test dan asesmen terhadap kekuatan permodalannya.

"Dalam rangka mengukur ketahanan bank, OJK meminta agar bank secara rutin melakukan stress test dan asesmen terhadap kekuatan permodalannya," kata Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae, Minggu (12/10/2025).

"Ini untuk menyerap potensi penurunan kualitas aset akibat perubahan kondisi makro ekonomi," kata dia.

Dian melanjutkan, selain itu, ketahanan bank dalam menjaga likuiditas juga terus didorong dan dipantau.

"Utamanya dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi dan perubahan kebijakan global maupun domestik yang cukup cepat," katanya.

Data OJK hingga Agustus 2025, lanjut Dian, kondisi perbankan terjaga baik tecermin dari pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar 8,51 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan kredit sebesar 7,56 persen (yoy).

Non-Performing Loan (NPL) gross stabil sebesar 2,28 persen yang mencerminkan risiko kredit yang juga stabil, terjaganya likuiditas didorong oleh Alat Likuid/Non-Core Deposit (AL/NCD) sebesar 120,25 persen dan Likuid/DPK (AL/DPK) sebesar 120,25 persen yang di atas threshold serta risiko pasar didorong oleh rasio Posisi Devisa Neto (PDN) yang sangat rendah sebesar 1,19 persen jauh di bawah treshold 20 persen.

"CAR terjaga tinggi sebesar 26,03 persen dan meningkat utamanya karena kenaikan laba," katanya.

Dengan kondisi perbankan yang terjaga baik, kata Dian, bank diharapkan untuk selalu fokus terhadap fungsi utamanya yaitu sebagai lembaga intermediasi, yang senantiasa menjaga profesionalisme dan kepercayaan masyarakat.

Tak hanya itu, Bank juga harus menjaga stabilitas kondisi perbankan yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.

"Selain itu, bank juga diminta untuk tetap mengedepankan aspek prudensial dan melakukan pengawasan yang ketat untuk mencegah timbulnya pemburukan kredit di masa depan. Perbankan juga selalu didorong untuk meningkatkan daya tahannya melalui penguatan permodalan dan menjaga coverage CKPN secara memadai," kata Dian.

(Nur Ichsan Yuniarto)

SHARE