Pasar Prospektif, Bank Jago (ARTO) Luncurkan Produk Deposito Syariah
Produk baru tersebut nantinya akan dioperasikan dengan menggunakan akad Mudharabah Muthlaqah.
IDXChannel - PT Bank Jago Tbk (ARTO) melalui unit usaha syariahnya, yaitu Jago Syariah, secara resmi meluncurkan produk baru berupa Deposito Jago Syariah.
Produk baru tersebut nantinya akan dioperasikan dengan menggunakan akad Mudharabah Muthlaqah.
Peluncuran sendiri dilakukan didasarkan pada keyakinan Bank Jago bahwa pasar industri syariah di Indonesia masih sangat prospektif dan menjanjikan.
Menurut Head of Sharia Business Bank Jago, Waasi B. Sumintardja, pihaknya telah melakukan survei terkait kecenderungan masyarakat dalam menyimpan uangnya di bank.
Hasilnya, menurut hasil survei tersebut, ekspektasi masyarakat dalam menabung adalah tersedianya produk yang dapat memberikan imbal hasil yang lebih baik, aman, serta berkualitas.
"Sebanyak 67 persen nasabah Jago Syariah menabung untuk dana darurat, sebanyak 57 persen untuk dana pendidikan anak dan 43 persen untuk persiapan masa pensiun," ujar Waasi, dalam konferensi pers, di Jakarta, Kamis (2/2/2023).
Menurut Waasi, hasil survei ini seolah menjadi pengingat bagi pihaknya untuk menyadari tingginya kebutuhan nasabah terhadap produk simpanan berjangka dengan imbal hasil yang lebih baik, mudah dijangkau, diakses dan bisa dipantau setiap waktu.
"Yang paling penting, nasabah membutuhkan deposito yang bersifat fleksibel, terutama dalam hal besaran minimal dana yang bisa didepositokan," tutur Waasi.
Lewat produk barunya ini, nasabah disebut Waasi dapat membuka deposito hanya dalam hitungan menit melalui aplikasi dengan minimal penempatan dana mulai dari Rp1 juta.
Dalam kondisi darurat, dana tersebut juga bisa dicairkan tanpa adanya penalti yang harus dibayar. Semua kemudahan tersebut didapat tanpa harus datang ke bank, melainkan terselesaikan semua dalam layanan aplikasi.
"Melalui Jago Syariah, nasabah dapat merasakan inovasi dan fitur unggulan, seperti Kantong (Pockets) dengan akad wadiah serta kemampuan terintegrasi dengan ekosistem digital lain, termasuk Gojek dan Bibit," tegas Waasi. (TSA)