Pekan Rapat Bank Sentral, Keputusan The Fed Bakal Dukung Harapan Penurunan Suku Bunga?
Pekan ini penting bagi sejumlah bank sentral utama dunia. The Federal Reserve (The Fed) Amerika Serikat (AS) akan mengumumkan hasil pertemuan pada Rabu (12/12).
IDXChannel - Pekan ini penting bagi sejumlah bank sentral utama dunia. The Federal Reserve (The Fed) Amerika Serikat (AS) akan mengumumkan hasil pertemuan pada Rabu esok (13/12/2023).
Pertemuan The Fed pada Rabu akan memulai minggu yang dianggap penting bagi para investor. Karena pekan ini diikuti dengan “Kamis Super” ketika Bank Sentral Eropa (ECB), Bank of England (BOE), dan lembaga lainnya akan bertemu dalam menetapkan kebijakan suku bunga ke depan.
Pertemuan terakhir di tahun ini akan memberi gambaran ke mana arah suku bunga di tahun depan yang tinggal menghitung hari.
Investor akan mencari petunjuk dari pernyataan bank sentral mengenai kapan penurunan suku bunga dapat dimulai tahun depan karena inflasi di beberapa negara ekonomi utama terus menurun dari level tertinggi dalam beberapa dekade.
Proyeksi Suku Bunga Global
Investor sangat mengharapkan The Fed untuk mempertahankan suku bunga pada 5,25 persen-5,50 persen dalam pertemuan terakhir tahun ini. Investor juga memperkirakan penurunan sebesar 25 basis poin pada awal Maret tahun depan menurut CME FedWatch Tool.
Sementara Bank of England (BOE) juga mempertahankan suku bunga acuannya pada tingkat tertinggi dalam 15 tahun sebesar 5,25 persen untuk kedua kalinya berturut-turut selama pertemuan bulan November lalu.
Kebijakan bank sentral Inggris ini seiring para pembuat kebijakan mengevaluasi tanda-tanda perlambatan ekonomi di negeri Raja Charles III tersebut baru-baru ini, sekaligus bergulat dengan inflasi yang tinggi.
Sementara Bank Sentral Eropa (ECB) mempertahankan suku bunga pada tingkat tertinggi dalam beberapa tahun selama pertemuan bulan Oktober lalu. Kebijakan ECB terakhir menandai perubahan signifikan dari kenaikan suku bunga berturut-turut selama 15 bulan dan mencerminkan sikap “wait and see” yang lebih hati-hati di kalangan pembuat kebijakan.
Pengambil kebijakan bank sentral Eropa kini dipengaruhi oleh kenaikan suku bunga secara bertahap, berkurangnya tekanan harga dan kekhawatiran akan terjadinya resesi.
Keputusan ini mengikuti serangkaian kenaikan suku bunga sepuluh kali berturut-turut sejak Juli 2022. Kenaikan suku bunga ini meningkatkan suku bunga operasi refinancing utama ke level tertinggi dalam 22 tahun sebesar 4,5 persen dan suku bunga fasilitas simpanan ke rekor sepanjang masa sebesar 4 persen. Bank sentral menyatakan tekadnya untuk memastikan bahwa inflasi kembali ke target 2 persen dalam jangka menengah, dan akan mempertahankan suku bunga pada tingkat tinggi ini untuk jangka waktu yang cukup lama hingga mencapai tujuan tersebut.
Suku Bunga di Kawasan Eropa diperkirakan sebesar 4,50 persen pada akhir kuartal ini, menurut model makro global Trading Economics dan ekspektasi analis.
Dalam jangka panjang, suku bunga kawasan Euro diproyeksikan akan mengalami tren sekitar 3,00 persen pada tahun 2024 dan 2,25 persen pada tahun 2025.
Sementara Suku Bunga di Inggris diperkirakan sebesar 5,25 persen pada akhir kuartal ini. Dalam jangka panjang, Suku Bunga Inggris diproyeksikan akan mengalami tren sekitar 4,50 persen pada tahun 2024 dan 3,50 persen pada tahun 2025.
Dana Moneter Internasional (IMF) juga memperkirakan sebagian besar negara maju akan menurunkan suku bunga secara bertahap pada pertengahan 2024, meskipun prospek inflasi masih belum pasti. (Lihat grafik di bawah ini.)
Menakar Langkah The Fed
Tidak ada ekspektasi mengenai pergerakan suku bunga pada pertemuan dua hari The Fed yang berakhir pada esok hari. Namun, masih ada pertanyaan besar mengenai apa yang akan dilakukan bank sentral paling berpengaruh di dunia ini pada tahun depan.
Bersamaan dengan pernyataan pasca-pertemuannya, The Fed akan mempublikasikan proyeksi ekonomi terkini, termasuk “dot plot” triwulanan yang menunjukkan di mana anggota komite penetapan suku bunga memperkirakan suku bunga akan terjadi seiring berjalannya waktu.
Sejak dot plot The Fed diterbitkan pada September, indeks saham dan obligasi AS telah menguat di tengah ekspektasi bahwa pelemahan perekonomian dan melambatnya inflasi akan memungkinkan bank sentral untuk menurunkan suku bunga pada Maret.
Namun, data ketenagakerjaan AS yang kuat secara tak terduga pada hari Jumat mendorong para investor untuk kembali mengurangi ekspektasi penurunan suku bunga karena perekonomian yang lebih kuat dengan lapangan kerja yang lebih tinggi kemungkinan akan memberikan alasan bagi The Fed untuk menunda pelonggaran moneter.
“Kami memperkirakan para pengambil kebijakan akan menolak pembicaraan mengenai penurunan suku bunga hingga awal tahun 2024. Ketahanan pasar tenaga kerja akan membuat pejabat Fed mempertahankan beberapa pilihan untuk kenaikan suku bunga di masa depan, jika diperlukan,” kata Lydia Boussour, ekonom senior EY kepada Financial Times (10/12).
Pertemuan The Fed semakin rumit bagi investor berbarengan dengan angka inflasi harga konsumen untuk November pada hari ini (12/12). Kenaikan harga diperkirakan akan berkurang menjadi 3,1 persen year on year (yoy) dari 3,2 persen pada Oktober dan tanda-tanda berkurangnya inflasi akan menjadi dorongan bagi investor yang mengharapkan penurunan suku bunga menjelang pengumuman The Fed.
Selain itu, The Fed beberapa waktu lalu menekankan bahwa ekspektasi pasar terhadap penurunan suku bunga yang agresif pada tahun depan masih sangat dinamis. Ketua The Fed Jerome Powell memperingatkan pada awal bulan ini bahwa spekulasi penurunan suku bunga bisa sangat “terlalu dini”.
Bank sentral AS ini menegaskan pihaknya akan terus menyesuaikan perkembangan dan dinamika pasar dalam menentukan kebijakan suku bunga.
Neuhauser dari Livermore Partners mengatakan tingginya ekspektasi pasar terhadap penurunan suku bunga kontras dengan komentar Powell baru-baru ini.
“Ada dua dinamika berbeda yang terjadi: apa yang pasar katakan kepada Anda, dan apa yang dikatakan Ketua Federal Reserve Powell, mari kita lihat siapa yang memiliki kredibilitas kali ini,” kata Neuhauser dikutip CNBC International (11/12). (ADF)