Persaingan KPR Ketat, Bank Harus Bagaimana?
Sektor perbankan harus memiliki sumber pendapatan lain lantaran ketatnya persaingan pada penyaluran kredit pemilikan rumah (KPR).
IDXChannel - Kepala Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual menilai sektor perbankan harus memiliki sumber pendapatan lain lantaran ketatnya persaingan pada penyaluran kredit pemilikan rumah (KPR).
Sumber pendapatan tersebut dapat berupa pendapatan berbasis biaya melalui layanan bank yang diberikan, seperti biaya transfer atau kartu kredit (fee based income), pengelolaan kekayaan (wealth management) dan efisiensi bank.
“Artinya, terdapat kebijakan insentif silang dimana satu sektor membantu sektor bisnis lainnya. Ini sesuai dengan trend global, dimana negara yang kita anggap maju juga memiliki margin suku bunga yang terbatas. Mereka pun melakukan inovasi dari sisi bisnis, salah satunya dengan fee based income,” ujar Kepala Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual dalam program Market Review IDX Channel, Selasa (28/2/2023).
David menambahkan, sejauh ini kinerja dari pendapatan bank berjalan baik di tengah - tengah persaingan ketat tersebut. Hal ini ditunjang oleh penurunan angka loan at risk (LAR) yakni pinjaman yang berpotensi bermasalah dan penurunan non performing loan (NPL) yaitu pinjaman menunggak.
Ia mengatakan, angka LAR yang sebelumnya berada di 25% sudah mengalami penurunan menjadi 15%, “Bahkan pada beberapa bank angka itu sudah mendekati angka sebelum pandemi, sudah normal kembali,” ujarnya.
Selain itu, David mengatakan bank pada dasarnya mengikuti permintaan pasar pada saat memberikan penyaluran KPR. Berdasarkan data dari Bank Indonesia (BI), penjualan rumah yang mengalami pertumbuhan pesat adalah tipe rumah besar dan kecil. Sehingga pihaknya memberikan penyaluran pada sektor tersebut.
“Justru rumah dengan tipe menengah penjualannya sedang stagnan, menurut BI penjualannya hanya 5% - 6%,” pungkasnya.
(DES)