Silicon Valley Bank Kolaps, AS Topang Kepercayaan pada Sistem Perbankan
Dengan The Fed yang siap untuk terus menaikkan suku bunga, para investor mengatakan sistem keuangan mungkin belum sepenuhnya keluar dari masalah
IDXChannel - Pemerintah Amerika Serikat pada hari Minggu (12/02/2023), mengambil tindakan darurat untuk menopang kepercayaan terhadap sistem perbankan setelah kegagalan bank Silicon Valley yang dapat mengancam dan memicu krisis sistemik yang lebih luas.
Regulator AS mengatakan, para nasabah bank Silicon Valley akan memiliki akses ke semua deposito mereka mulai hari Senin dan regulator juga akan menyiapkan fasilitas baru untuk memberikan bank akses ke dana darurat.
Federal Reserve juga mempermudah bank-bank untuk meminjam dana darurat. Begitu juga dengan Regulator yang bergerak cepat untuk menutup Signature Bank di New York yang berada di bawah tekanan dalam beberapa hari terakhir.
Presiden Joe Biden pada hari Minggu malam mengatakan, Menteri Keuangan dan direktur Dewan Ekonomi Nasional telah bekerja keras dengan regulator perbankan untuk mengatasi masalah di kedua bank tersebut.
"Saya sangat berkomitmen untuk meminta pertanggungjawaban penuh dari mereka yang bertanggung jawab atas kekacauan ini dan untuk melanjutkan upaya kami untuk memperkuat pengawasan dan regulasi bank-bank besar agar kita tidak berada dalam posisi ini lagi," ungkap Joe Biden melalui laman Reuters, Senin (13/03/2023).
Pengumuman mengenai kedatangan regulator setelah futures AS mulai diperdagangkan di Asia membuat Silicon Valley dan pasar global lega. Para investor mengirim saham berjangka S&P 500 AS naik 1,2%, sementara saham berjangka Nasdaq naik 1,3%.
"Kami pikir langkah-langkah yang diambil oleh Fed, Departemen Keuangan dan FDIC akan secara tegas mematahkan 'lingkaran malapetaka' psikologis di seluruh sektor perbankan regional," ungkap Karl Schamotta, kepala strategi pasar Corpay di Toronto, melalui laman Reuters, Senin (13/03/2023).
"Namun, cukup atau tidak, episode ini akan berkontribusi pada tingkat volatilitas yang lebih tinggi bersama para investor yang mengawasi dengan waspada akan adanya celah-celah lain yang akan muncul seiring dengan pengetatan kebijakan The Fed yang terus berlanjut,” jelasnya.
Intervensi pemerintahan Joe Biden menggarisbawahi bagaimana kampanye tanpa henti oleh The Fed dan bank-bank sentral utama lainnya untuk melawan inflasi memberikan tekanan pada sistem keuangan dan pasar global.
Silicon Valley Bank sebagai bank yang menjadi andalan bagi ekonomi start up merupakan produk dari era uang murah selama beberapa dekade, dengan risiko-risiko unik yang membuatnya sangat rentan.
Namun, ketika terjadi aksi jual terhadap bank ini minggu lalu, kekhawatiran mengenai bank-bank regional lainnya juga mengalami hal yang sama menyebar dengan cepat.
Dengan The Fed yang siap untuk terus menaikkan suku bunga, para investor mengatakan sistem keuangan mungkin belum sepenuhnya keluar dari masalah. The Fed akan mengadakan pertemuan kebijakan berikutnya pada 21-22 Maret.
"Apa yang harus diharapkan oleh para investor besok dan seterusnya adalah bahwa kita akan menghadapi banyak risiko peristiwa dan masih akan ada pertanyaan-pertanyaan yang belum terjawab dengan bank-bank regional lainnya," ungkap Michael Purves, kepala eksekutif Tallbacken Capital Advisors.
Bangkrutnya Bank Silicon Valley menjadi kegagalan bank terbesar sejak 2008 dan memicu kekhawatiran apakah nasabah usaha kecil akan mampu membayar staf mereka. Akan tetapi, FDIC hanya melindungi deposito hingga USD250.000 dan menurutnya sekitar 89% dari deposito SVB senilai USD175 miliar tidak diasuransikan pada akhir tahun 2022.
Menteri Keuangan AS, Janet Yellen, bersama Ketua Federal Reserve, Jerome Powell, dan Ketua Federal Reserve, Martin Gruenberg, pada hari Minggu malam memberikan pernyataan, bahwa semua deposan, termasuk mereka yang dananya melebihi tingkat maksimum yang diasuransikan pemerintah, akan dibayar penuh.
Seorang pejabat senior dari Departemen Keuangan AS mengatakan, bahwa tindakan yang diambil pada hari Minggu akan melindungi para deposan dan memberikan dukungan tambahan untuk sistem perbankan yang lebih luas dengan pemantauan kesehatan dan stabilitas sistem keuangan oleh para pejabat dan regulator.
Risiko akan ditanggung oleh Lembaga Penjamin Simpanan yang memiliki dana yang cukup untuk melakukannya. Namun, tidak ada rincian lebih lanjut yang diberikan mengenai kemungkinan perubahan peraturan atau legislatif.
"Ke depannya, kami akan bekerja sama dengan Kongres dan regulator keuangan untuk mempertimbangkan tindakan-tindakan tambahan yang dapat kami lakukan di masa depan untuk memperkuat sistem keuangan," ujar pejabat senior Departemen Keuangan AS melalui laman Reuters, Senin (13/03/2023).
Selain itu, para pejabat mengatakan, bahwa deposan Bank Signature New York yang ditutup pada hari Minggu oleh regulator keuangan negara bagian New York, juga akan dibayar penuh tanpa merugikan pembayar pajak.
Sama halnya dengan Bank Silicon Valley, Bank Signature juga memiliki nasabah yang terkonsentrasi di sektor teknologi dan sekuritas di neraca keuangannya telah terkikis seiring dengan kenaikan suku bunga. Pada bulan September, hampir seperempat dari simpanan Signature berasal dari sektor mata uang kripto. Namun, bank mengumumkan pada bulan Desember bahwa mereka akan mengurangi simpanan terkait kripto sebesar USD8 miliar.
Seorang pejabat senior Departemen Keuangan AS mengatakan, bahwa meskipun semua simpanan nasabah akan dilindungi, kebijakan baru yang ditetapkan pada hari Minggu akan memusnahkan ekuitas dan pemegang obligasi di SVB dan Signature Bank.
Dengan menyediakan dana bagi lembaga keuangan yang memenuhi syarat dan memastikan mereka dapat memenuhi kebutuhan semua deposan mereka menjadi langkah untuk memulihkan kepercayaan pasar sesuai dengan keputusan Federal Reserve.
Fed Fund Futures mengalami lonjakan pada awal perdagangan untuk mengimplikasikan hanya 28% peluang kenaikan suku bunga setengah poin oleh Federal Reserve pada minggu depan, dibandingkan dengan sekitar 70% sebelum berita Bank Silicon Valley muncul minggu lalu.
Melalui laman Reuters, Senin (13/03/2023), Fed mengatakan akan menyediakan pendanaan tambahan melalui Program Pendanaan Berjangka Bank yang baru dan akan menawarkan pinjaman hingga satu tahun kepada lembaga penyimpanan, yang didukung oleh Departemen Keuangan dan aset lain yang dimiliki oleh lembaga-lembaga ini.
Pada bulan Maret 2020 ketika pandemi virus Covid-19 dan penguncian wilayah menjadi pemicu kepanikan keuangan, sehingga Federal Reserve mengumumkan serangkaian langkah untuk menjaga agar kredit tetap mengalir, salah satunya dengan menurunkan biaya pinjaman dan memperpanjang jangka waktu pinjaman langsung.
Pada akhir bulan itu, penggunaan fasilitas jendela diskon The Fed melonjak hingga lebih dari USD50 miliar dan hingga pertengahan minggu lalu, sebelum bangkrutnya Bank Silicon Valley, tidak ada indikasi peningkatan penggunaan dengan catatan nilai saldo mingguan sebesar USD4 miliar hingga USD5 miliar sejak awal tahun.
(Penulis Fidya Damayanti magang)
(SAN)