BANKING

Silicon Valley dan Signature Bank Kolaps, Nasabah Kompak Tarik Seluruh Dana

Kunthi Fahmar Sandy 16/03/2023 07:17 WIB

Silicon Valley Bank maupun Signature Bank berspesialisasi dalam pemberian pinjaman kepada perusahaan-perusahaan teknologi

Silicon Valley dan Signature Bank Kolaps, Nasabah Kompak Tarik Seluruh Dana (FOTO:MNC Media)

IDXChannel - Setelah runtuhnya Silicon Valley Bank dan Signature Bank, nilai saham beberapa bank di seluruh dunia pun jatuh.

Silicon Valley Bank maupun Signature Bank berspesialisasi dalam pemberian pinjaman kepada perusahaan-perusahaan teknologi yang memiliki akun sebanyak lebih dari USD250.000 itu ditutup oleh regulator Amerika Serikat dan keruntuhannya membuat nilai saham beberapa bank di seluruh dunia jatuh.

Kabar mengenai masalah tersebut membuat para nasabah berlomba-lomba untuk menarik dana yang menyebabkan krisis uang tunai sehingga pihak berwenang pada hari Minggu mengambil alih Signature Bank di New York.

Aksi jual terjadi meskipun mereka telah meyakinkan para nasabah terkait akses ke uang tunai yang cukup untuk melindungi diri mereka sendiri dari guncangan. Namun, para investor khawatir bahwa kegagalan kedua bank tersebut menjadi pertanda adanya masalah di perusahaan-perusahaan lain.

Persebaran eksposur dari beberapa bank di banyak sektor menjadikan risiko terhadap sektor perbankan lainnya rendah. Namun, kegagalan tersebut telah menyoroti fakta bahwa banyak bank lebih berisiko karena banyak kerugian investasi dalam obligasi pemerintah akibat tingginya suku bunga.

Pemerintah AS sudah seharusnya meyakinkan warga Amerika yang khawatir dengan sistem perbankan dan telah lama menjamin simpanan bank di bawah USD250.000.

"Simpanan Anda akan ada ketika Anda membutuhkannya,” ujar Presiden AS, Joe Biden, melalui laman BBC News, Rabu (15/03/2023).

Sementara itu, HSBC yang hanya membayar 1 poundsterling untuk cabang SVB di Inggris telah membeli cabang SVB di Inggris dan memberikan kelegaan bagi perusahaan-perusahaan teknologi Inggris yang terancam bangkrut tanpa bantuan.

Regulator Amerika juga telah menciptakan program pinjaman yang baru untuk membantu Bank dalam menghadapi masalah yang sama dan menggunakan beberapa aset keuangan mereka sebagai sarana untuk mendapatkan pinjaman dari 

Federal Reserve, bank sentral Amerika.

Program yang baru dibuat tersebut pada dasarnya bertindak sebagai sebuah backstop untuk memastikan bahwa bank-bank dapat memenuhi semua kebutuhan para deposan mereka.

"Tidak ada kerugian yang akan ditanggung oleh para pembayar pajak. Izinkan saya mengulanginya: Tidak ada kerugian yang akan ditanggung oleh pembayar pajak," ujar Presiden AS, Joe Biden, melalui laman BBC News, Rabu (15/03/2023).

Namun kenyataannya, sebagian besar orang Amerika adalah nasabah bank sehingga biaya yang dibebankan kepada bank pada akhirnya akan dibebankan kepada konsumen. Dengan kata lain, meskipun tidak melalui pajak mereka, rakyat Amerika tetap harus membayar.

Pemberian pinjaman dinilai penting untuk bisnis tahap awal sehingga keruntuhan SVB menimbulkan kekhawatiran tentang dampak industri lain, mulai dari teknologi iklim hingga penelitian medis. Salah satu perusahaan yang terjebak dalam kejatuhan ini adalah pasar kerajinan online yang berbasis di Amerika Serikat, Etsy.

"Risiko serius bagi beberapa perusahaan yang paling menjanjikan di bidang teknologi dan ilmu hayati,” ujar Kanselir Inggris, Jeremy Hunt, melalui laman BBC News, Rabu (15/03/2023).

Federal Reserve secara agresif telah menaikkan suku bunga sebagai upaya dalam memperlambat perekonomian. Namun, kenaikan suku bunga juga menjadi penyebab krisis ini.

Mengutip dari laman BBC News, Rabu (15/03/2023), angka-angka yang dirilis pada hari Selasa menunjukkan inflasi tahunan AS sebesar 6% di bulan Februari dengan harga yang terus meningkat menyoroti tantangan bagi The Fed.

Saat ini terdapat kegelisahan di antara para investor mengenai krisis apa lagi yang akan dihadapi akibat dari kenaikan suku bunga, bahkan beberapa investor dan analis keuangan berspekulasi bahwa Federal Reserve akan berhenti menaikkan suku bunga sebagai tanggapan atas peristiwa beberapa hari terakhir atau bahkan mulai memotong.

(Penulis Fidya Damayanti magang)

(SAN)

SHARE