Special Interview Dubes RI di Belanda: Potensi Ekonomi, Kekuatan Diaspora, dan Kehadiran BUMN
"Kita saling mengenal, itu lebih mudah. Kita tahu Belanda, Belanda sudah tahu kita. Itu aset yang paling penting."
IDXChannel - "Kita saling mengenal, itu lebih mudah. Kita tahu Belanda, Belanda sudah tahu kita. Itu aset yang paling penting. Itu aset yang tidak banyak dimiliki pengusaha Indonesia di negara lain."
Demikian seruan Duta Besar Indonesia untuk Belanda, Mayerfas, saat bertemu dengan IDX Channel di Den Haag, Belanda.
Hubungan antara Indonesia dan Belanda telah berlangsung selama ratusan tahun. Saat ini, Belanda menjadi negara dengan jumlah diaspora Indonesia yang bisa dibilang terbesar di dunia.
Jumlahnya mencapai sekitar 1,7 juta orang, sekitar 10 persen dari total populasi Belanda. Tak heran, warna budaya Indonesia, rasa kuliner nusantara, hingga relasi bisnis dan perdagangan antara kedua negara terasa kuat.
OPTIMISME DALAM INVESTASI
Bagi Belanda, Indonesia adalah negara yang potensial dan menarik sebagai tujuan investasi. Pertumbuhan ekonominya yang tinggi juga menjadi daya tarik besar. Pascademi, pertumbuhan ekonomi Indonesia terus tumbuh, mencapai 3,7% pada 2021 dan 5,31% pada 2022.
Duta Besar Mayerfas menambahkan, pertumbuhan ini menambah optimisme investasi Belanda ke Indonesia.
"Kami sangat optimis kerja sama ekonomi antara Indonesia dan Belanda akan terus berkembang. Kita saling membutuhkan satu sama lain. Ketika kita tumbuh, mereka melihat peluang yang sangat baik, sehingga mereka juga merasa optimis. Optimisme mereka tercermin dalam investasi, baik melalui pembukaan pabrik baru, peningkatan kapasitas di Indonesia, atau eksplorasi wilayah-wilayah lain di Indonesia untuk mengembangkan investasinya."
Hubungan perdagangan antara negeri kincir angin dengan Indonesia ini juga punya potensi yang sangat besar. Selama lima tahun terakhir, Indonesia telah mencatat surplus perdagangan dengan Belanda.
Menurut data Kementerian Perdagangan, nilai perdagangan antara Indonesia dan Belanda pada 2022 mencapai USD6,3 miliar, dengan surplus sebesar USD4,3 miliar, terutama dari sektor non-migas.
Komoditas Indonesia sangat diminati di Belanda, di antaranya kopi, rempah-rempah, kerajinan, furnitur, dan banyak lainnya. Mayerfas berharap, ke depannya pengelolaan komoditas dari Indonesia di Belanda banyak dipegang oleh orang Indonesia. Oleh karena itu, dia mendorong agar pengusaha-pengusaha Indonesia di Belanda semakin diperkuat.
"Upaya kami juga bertujuan untuk memperkuat kehadiran pengusaha Indonesia di sini. Ini adalah hal yang sangat penting yang sedang kami lakukan saat ini. Kami ingin produk-produk kita diekspor ke sini, diimpor oleh warga kita, dan dipasarkan oleh warga kami. Kami ingin produk-produk kami dihasilkan oleh kami. Dan ini sangat mungkin terjadi karena kami memiliki diaspora yang kuat di sini," ungkap Mayerfas.
DUKUNGAN UNTUK PELAKU USAHA
Diaspora Indonesia di Belanda memiliki profil yang menarik, dengan banyak di antara mereka yang menjadi pelaku bisnis.
Duta Besar Indonesia di Belanda menambahkan bahwa jumlah bisnis yang dimiliki oleh warga Indonesia di Belanda bisa mencapai hingga 600 bisnis dengan berbagai sektor.
Sektor terbesar adalah bidang kuliner, dengan 419 restoran yang dimiliki oleh pengusaha Indonesia.
Untuk memperkuat pengusaha-pengusaha Indonesia di Belanda, di masa kepemimpinan Duta Besar Mayerfas, terbentuklah Aspina, Asosiasi Pengusaha Indonesia di Belanda.
Dengan demikian, Kedutaan Besar Indonesia memiliki mitra strategis untuk meningkatkan potensi bisnis dan ekonomi kedua negara semakin optimal. Selain itu, kehadiran BUMN juga menambah dukungan untuk pengembangan pelaku bisnis Indonesia dan diaspora di Belanda, seperti PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI).
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk meresmikan kantor perwakilan di Amsterdam pada Mei 2022. Kehadiran BNI memberikan fasilitas jasa keuangan bagi pelaku bisnis dan diaspora.
Mayerfas melihat manfaat yang langsung dirasakan di Belanda.
"Ada banyak hal yang terbantu dengan kehadiran BNI di sini, terutama bagi usaha-usaha diaspora Indonesia. Yang paling pasti lagi bahwa mereka punya tempat bertanya. Misalnya ingin membeli barang dari Indonesia, bagaimana caranya? BNI dengan mudah melakukannya. Menyediakan fasilitasnya. Yang kita dengar dari diaspora, mereka sudah merasakan sendiri manfaat nyata dari BNI," ungkap dia.
POTENSI EKONOMI KE DEPAN
Dukungan dari KBRI, kekuatan komunitas pengusaha, diaspora yang kuat, serta kehadiran BUMN di Belanda, membuat potensi kegiatan ekonomi antara Indonesia dan Belanda semakin besar.
Ke depan, Indonesia juga berencana untuk memperluas promosi bisnis dan investasi dengan mendirikan Indonesia House di pusat kota Amsterdam.
Mayerfas yakin, dengan dibukanya Indonesia House, potensi bisnis akan semakin terbuka lebar.
"Kami juga akan membuat semacam pusat dagang digital. Kami akan mempertemukan importir dan eksportir secara digital, tapi yang terpercaya," tutur dia.
Tempat ini tidak hanya akan memfasilitasi pelaku usaha dan investor dari Belanda saja, tetapi juga memudahkan akses informasi bagi negara-negara lain di wilayah Eropa.
(NIA)