Stabilitas Sektor Jasa Keuangan Terjaga, OJK Soroti Perang Dagang AS-China
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan stabilitas sektor jasa keuangan masih terjaga stabil di tengah ketidakpastian global.
IDXChannel - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan stabilitas sektor jasa keuangan masih terjaga stabil di tengah ketidakpastian global. OJK menyoroti meluasnya perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China.
Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar mengatakan, tensi perang dagang meningkat akibat kenaikan tarif Amerika Serikat dan beberapa negara-negara Amerika Latin terhadap produk-produk dari China. Antara lain produk green technology, IT, maupun besi baja.
"Inflasi di AS mulai mereda di tengah moderasi pasar tenaga kerja dan kinerja sektor riil. Sehingga mendorong meredanya tekanan di pasar keuangan global," kata Mahendra dalam Konferensi Pers RDK, Jakarta, Senin (10/6/2024).
Sementara di China, OJK menilai negara Tirai Bambu masih berkutat terhadap melemahnya kinerja perekonomian.
“Bank Sentral mengambil langkah akomodatif sejalan dengan pemerintahnya yang menerbitkan insentif fiskal yang agresif, yang dibiayai oleh penerbitan special long-term bond sebesar 1 triliun yen, atau sekitar USD138 miliar,” pungkasnya.
Sementara di tingkat domestik, ekonomi Indonesia dinilai masih cukup atraktif pada kuartal I-2024. Mahendra menyebut ini didorong oleh tingkat pengeluaran pemerintah dan lembaga non-profit (LNPRT) sejalan dengan periode Pemilu, Ramadan, dan Lebaran.
OJK memastikan stabilitas sektor jasa keuangan masih stabil didukung tingkat permodalan yang kuat dan likuiditas memadai.
“Ketidakpastian global terjadi karena masih tingginya tensi geopolitik, potensi meluasnya perang dagang, serta kinerja ekonomi dunia yang masih berkembang,” pungkas Mahendra.
(YNA)