BANKING

Sudah Gaet Lima Negara, BI Bakal Perluas Kerja Sama Mata Uang Lokal di ASEAN

Michelle Natalia 09/05/2023 06:51 WIB

BI menekankan bakal terus memperluas dan mempercepat local currency transaction untuk perdagangan dan investasi di negara ASEAN.

Sudah Gaet Lima Negara, BI Bakal Perluas Kerja Sama Mata Uang Lokal di ASEAN. Foto: MNC Media.

IDXChannel - Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo, menyebut BI terus mempercepat dan memperluas kerja sama penggunaan local currency transaction atau transaksi menggunakan mata uang lokal. 

"Selain ASEAN 5 yang sudah jalan, Indonesia-Malaysia Rupiah Ringgit, Indonesia-Thailand Rupiah Baht, misalnya, transaksi perdagangan dan investasi maupun juga sekarang antara sistem pembayaran dengan local currency transaction secara bilateral, tidak lagi melalui konversi atau nilai tukar," ujar Perry dalam Konferensi Pers Hasil Rapat Berkala Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) di Jakarta, Senin (8/5/2023). 

Dengan Jepang, menurut dia juga sudah berjalan cepat, dan sebelumnya dengan China juga sudah berjalan cepat. Minggu lalu pun, BI sudah resmi menandatangani kesepakatan local currency transaction ini dengan Korea Selatan.

"Sehingga ini akan mempercepat dan memperluas penggunaan local currency dalam memfasilitasi perdagangan dan investasi serta sistem pembayaran. Dengan semakin luasnya penggunaan local currency, tentu saja stabilitas nilai tukar juga akan lebih terjaga," ungkap Perry. 

Dia mengatakan transaksi ini juga akan lebih efisien dengan biaya transaksi yang murah. "Yang dulu misalnya, kawan-kawan ke Thailand, atau orang Thailand ke sini, dari sini dari Rupiah, tukar ke dolar AS dulu. Dari dolar AS tukar ke Baht, kemudian pergi membeli oleh-oleh di sana. Sekarang kan cukup dengan HP saja, QR kita sudah menyambung dengan QR mereka, secara cepat bisa selesai, biaya transaksi akan lebih murah," tambah Perry. 

Perry menekankan bakal terus memperluas dan mempercepat local currency transaction untuk perdagangan dan investasi di negara ASEAN.

"Dengan semakin penggunaannya local currency, tentu biaya transaksi lebih murah, dan risiko nilai tukarnya itu juga lebih rendah. Yang dulunya harus dikonversikan ke dolar, dolar ke local currency, sekarang kan tidak melalui dolar lagi. Itu yang terus dilakukan. Dan ini juga dilakukan ke berbagai negara," jelas Perry. 

Namun, dia sejauh ini masih sebagian besar transaksi dunia masih menggunakan dolar. Tetapi, seperti data yang sudah dirilis oleh IMF beberapa waktu lalu, penggunaan dolar dalam transaksi perdagangan terus menurun. 

"Yang dulunya 70%, turun, turun, turun, sekarang mendekati 50%. Dan ini yang kita sebut diversifikasi currency yang semakin mendukung stabilitas moneter, nilai tukar, dan juga stabilitas sistem keuangan global," pungkas Perry. (NIA)

SHARE