BANKING

Suku Bunga The Fed Naik 75 Bps, Intip Kondisi Terkini Perbankan RI

Heri Purnomo 01/08/2022 13:52 WIB

Tercatat hingga bulan mei 2022 pertumbuhan kredit mencapai 9,03 persen di Indonesia.

Suku Bunga The Fed Naik 75 Bps, Intip Kondisi Terkini Perbankan RI (FOTO:MNC Media)

IDXChannel - Bank Sentral Amerika Serikat (AS) The Fed kembali menaikan suku bunga acuannya sebesar 75 basis point (bps) menjadi 2,5 persen di Juli 2022.

Sebelumnya di bulan Juni lalu, The Fed juga telah menaikan suku bunga dengan jumlah yang sama, sehingga jumlah kumulatif pada bulan Juni dan Juli menjadi 150 basis point (bps). 

Kenaikan tersebut merupakan langkah dari bank central AS demi menekan laju inflasi yang semakin tidak terkendali. Tercatat di bulan Juni 2022 angka inflasi Negeri Paman Sam tersebut menyentuh angka 9,1 persen. 

Dengan adanya kenaikan suku bunga acuan tersebut, lantas bagaimana kondisi perbankan di Indonesia? 

Kepala Ekonom PT Bank Mandiri Tbk (Persero) Andry Asmoro menilai, kondisi perbankan di Indonesia saat ini dari segi fundamental masih cenderung stabil, meskipun adanya tekanan dari global cukup kuat. 

"Jadi kalo kita lihat dari kondisi perbankan saat ini, kondisi fundamental perbankan masih cukup stabil," ujarnya dalam Market Review IDXChannel, Senin (1/8/2022). 

Dia menjelaskan bahwa kondisi tersebut dapat dilihat dari adanya pertumbuhan kredit di perbankan serta kualitas aset di perbankan yang masih baik. 

Menurutnya, kondisi pertumbuhan kredit perbankan di Indonesia saat ini mengalami kenaikan. Tercatat hingga bulan mei 2022 pertumbuhan kredit mencapai 9,03 persen di Indonesia. 

"Bahkan kalo kita menggunakan data Bank Indonesia, pertumbuhan kredit di bulan juni tumbuh di angka 10,7 persen," katanya. 

Menurutnya, hal tersebut dapat dikatakan bahwa kondisi perbankan di Indonesia cukup baik, terlebih Bank Indonesia menarget kredit perbankan jadi lebih tinggi dibandingkan perkiraan awal tahun menjadi 9 persen hingga 11 persen. Padahal, bank sentral memasang outlook pertumbuhan kredit naik 6 persen hingga 8 persen di sepanjang 2022 pada awal tahun. 

"Kemudian pada kalo kita lihat dari kualitas non performing loan (NPL) atau kualitas aset, tren NPL nya itu relatif stabil di angka 2,99 persen sampai data terkahir ini, dengan kualitas aset yang tetap terjaga dan pertumbuhan kredit yang cukup tinggi memang kita perkirakan masih stabil," pungkasnya. 

(SAN)

SHARE