BANKING

Survei BI: Penyaluran Kredit Baru Diproyeksi Melambat pada Kuartal I-2024 

Fiki Ariyanti 24/01/2024 05:37 WIB

Intip survei terbaru Bank Indonesia (BI) soal penyaluran kredit baru oleh perbankan di kuartal I-2024.

Survei BI: Penyaluran Kredit Baru Diproyeksi Melambat pada Kuartal I-2024 (Foto MNC Media)

IDXChannel - Survei perbankan yang dilakukan Bank Indonesia (BI) menunjukkan, penyaluran kredit baru secara kuartalan (qtq) diperkirakan tumbuh positif pada kuartal I-2024, meski tidak setinggi kuartal sebelumnya. 

"Hal ini terindikasi dari Saldo Bersih Tertimbang (SBT) prakiraan penyaluran kredit baru kuartal I-2024 yang sebesar 44,6%, tumbuh positif meski lebih rendah dibandingkan SBT 96,1% pada kuartal sebelumnya," ungkap Asisten Gubernur BI, Erwin Haryono dalam keterangan resminya, Selasa (23/1/2024).

Perkiraan tersebut sejalan dengan pola historis realisasi pertumbuhan kredit baru. Prioritas utama responden dalam penyaluran kredit baru pada kuartal I-2024 adalah kredit modal kerja, diikuti oleh kredit investasi dan kredit konsumsi.

Pada jenis kredit konsumsi, penyaluran KPR atau KPA masih menjadi prioritas utama, diikuti oleh kredit multiguna dan KKB.

Berdasarkan sektor, penyaluran kredit baru pada kuartal I-2024 diprioritaskan pada sektor Industri Pengolahan, sektor Perdagangan Besar dan Eceran, serta sektor Perantara Keuangan.

BI juga mencatat, kebijakan penyaluran kredit kuartal I-2024 diperkirakan sedikit lebih ketat dibandingkan kuartal sebelumnya.

"Hal ini terindikasi dari Indeks Lending Standard (ILS) kuartal I-2024 yang bernilai positif sebesar 0,3%," ucap Erwin.

Standar penyaluran kredit yang lebih ketat dibandingkan kuartal sebelumnya diperkirakan terjadi pada hampir seluruh jenis kredit, kecuali KPR atau KPA. Mayoritas aspek kebijakan penyaluran kredit diproyeksi mengetat dibandingkan kuartal sebelumnya, khususnya perjanjian kredit dan agunan. 

Sementara itu, kebijakan plafon kredit diperkirakan lebih longgar. Adapun kebijakan suku bunga kredit dan biaya persetujuan kredit diproyeksi tetap longgar. 

BI juga memperkirakan penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) pada kuartal I-2024 melambat dibandingkan dengan kuartal sebelumnya. 

Perlambatan pertumbuhan tersebut terindikasi dari SBT pertumbuhan DPK sebesar 16,1%, lebih rendah dibandingkan 93,7% pada kuartal sebelumnya, sesuai pola historisnya. 

"Perlambatan pertumbuhan DPK diperkirakan terjadi pada seluruh jenis kategori instrumen, yakni giro, tabungan, dan deposito dengan SBT masing-masing sebesar 16,4%, 58,4%; dan 6,3%," papar Erwin.

Pertumbuhan Kredit di 2024

Hasil survei perbankan yang dilakukan oleh BI juga menunjukkan bahwa penyaluran kredit baru pada kuartal IV-2023 terindikasi meningkat. Hal tersebut tercermin dari Saldo Bersih Tertimbang (SBT) penyaluran kredit baru sebesar 96,1%, lebih tinggi dibandingkan 95,4% pada kuartal sebelumnya. 

"Peningkatan tersebut terutama pada kredit investasi dan kredit modal kerja. Pada kuartal I-2024, penyaluran kredit baru dierkirakan melambat dengan SBT prakiraan penyaluran kredit baru sebesar 44,6%," jelas Erwin.

Standar penyaluran kredit pada kuartal IV-2023 sedikit lebih ketat dibandingkan periode sebelumnya. Hal ini terindikasi dari Indeks Lending Standard (ILS) positif sebesar 0,3%. 

Kebijakan penyaluran kredit diprakirakan lebih ketat, antara lain pada aspek agunan, plafon kredit, dan persyaratan administrasi. Di sisi lain, suku bunga kredit dan biaya persetujuan kredit diperkirakan tetap longgar.

Hasil survei menunjukkan, responden tetap optimis terhadap pertumbuhan kredit ke depan. Responden memperkirakan pertumbuhan kredit untuk keseluruhan 2024 sebesar 10,8% (yoy). 

Optimisme tersebut antara lain didorong oleh prospek kondisi moneter dan ekonomi ke depan serta relatif terjaganya risiko penyaluran kredit.

(FAY)

SHARE