Tumbuh 73,9 Persen, BNI Catatkan Laba Rp7,7 Triliun di Kuartal III-2021
Meski menghadapi masa pandemi Covid-19 yang berlangsung pada Juli 2021 lalu, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) masih berhasil mencatatkan pertumbuhan.
IDXChannel - Meski menghadapi masa pandemi Covid-19 yang berlangsung pada Juli 2021 lalu, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) masih berhasil mencatatkan pertumbuhan. Hal ini terlihat pertumbuhan laba bersih mengalami peningkatan hingga 73,9 persen menjadi Rp7,7 triliun di kuartal III-2021.
Sebelumnya, laba bersih yang dicatatkan oleh emiten perbankan berkode BBNI, secara Year on Year (YoY) pada kuartal III-2021 lalu sebesar Rp4,3 triliun. Pertumbuhan laba ini utamanya berasal dari pertumbuhan Fee Based Income dan Net Interest Income masing-masing sebesar 16,8% dan 17,6% secara YoY.
"Pencapaian kinerja BNI pada Kuartal 3 tahun 2021 ini merupakan hasil positif dari upaya disiplin manajemen dan seluruh insan BNI yang senantiasa bersinergi untuk mempercepat transformasi digital dan juga menghadapi dampak negatif dari PPKM dalam rangka pengendalian pandemi Covid-19," kata Direktur Utama BNI, Royke Tumilaar, dalam Public Expose 3Q 2021 secara virtual, Senin (25/10/2021).
Royke menambahkan, pencapaian tersebut tak lepas dari upaya perseroan dalam melakukan transformasi digital dalam rangka penguatan kapabilitas dalam transactional banking. Hasilnya, perseroan mencatat kinerja penghimpunan dana murah, yang menjadi salah satu faktor pendukung kredit yang solid.
Komposisi himpunan dana murah atau CASA mencapai 69,7% dari total Dana Pihak Ketiga (DPK) yang dicapai BNI ini diklaim sebagai yang tertinggi dalam 10 tahun terakhir, di mana CASA tumbuh 8% YoY, dari Rp431,3 triliun pada kuartal III-2020, menjadi Rp465,7 triliun di kuartal III-2021.
"CASA mendominasi DPK yang juga tumbuh 1,4% YoY dari Rp659,52 triliun pada kuartal III-2020 menjadi Rp668,55 triliun pada kuartal III-2021. Pertumbuhan CASA tersebut berdampak pada penghematan beban bunga sebesar 10 basis point dari kuartal sebelumnya," jelas Royke.
Sementara itu, Pendapatan Operasional sebelum Pencadangan (PPOP) mengalamio pertumbuhan sebesar 21,0% YoY. Kenaikan ini tercapai berkat struktur pendanaan (funding) berbiaya murah, dimana kontribusi recovery Net Interest Margin (NIM) sebesar 50 basis point YoY.
Sedangkan Pendapatan Bunga Bersih (NII) meningkat 17,6% YoY, dari Rp24,39 triliun dari kuartal III-2020 menjadi Rp28,70 triliun di Kuartal III-2021. Pertumbuhan ini disebut sebagai efek pendistribusian kredit BNI yang masih tumbuh 3,7% YoY, dari Rp550,07 triliun pada Kuartal III-2020, menjadi Rp570,64 triliun di kuartal III-2021.
Perseroan juga mencatatkan pertumbuhan Pendapatan Non Bunga sebesar 14,2% YoY, dari Rp8,94 triliun pada kuartal III-2020, menjadi Rp10,21 triliun di Kuartal III-2021. Pertumbuhan ini bersumber dari peningkatan kinerja sumber FBI perseroan, seperti Pemeliharaan Kartu Debit dan Rekening yang tumbuh 5,8% YoY dari Rp1,81 triliun menjadi Rp1,92 triliun.
Pendapatan layanan ATM dan e-channel juga mengalami pertumbuhan sebanyak 12,4% YoY dari Rp1,01 triliun pada kuartal III-2020, menjadi Rp1,14 triliun di kuartal III-2021, Demikian juga FBI dari layanan Trade Finance yang meningkat 19,8% YoY dari Rp901 miliar pada Kuartal III-2020, menjadi Rp1,08 triliun di kuartal III-2021.
Tak ketinggalan pendapatan komisi dari Marketable Securities tumbuh 54,4% YoY dari Rp1,04 triliun pada kuartal III-2020, menjadi Rp1,59 triliun di kuartal III-2021. (TYO)