Warning, Suku Bunga AS Diramal Bakal Naik Tiga Kali di 2023
Suku bunga acuan The Fed diproyeksikan masih akan naik sebanyak tiga kali sepanjang tahun ini.
IDXChannel - Ikatan Bankir Indonesia mengungkapkan tantangan perekonomian di 2023. Di mana, suku bunga acuan The Fed diproyeksikan masih akan naik sebanyak tiga kali sepanjang tahun ini.
Ketua Umum Ikatan Bankir Indonesia, Haryanto Budiman mengatakan, dunia mengalami tantangan besar di 2023. Pertama, kenaikan suku bunga Amerika Serikat (AS) yang diproyeksi tetap akan berlanjut di 2023, meski dengan besaran yang lebih rendah.
"Beberapa ekonom memperkirakan tiga kali kenaikan (Suku bunga AS) di 2023, masing-masing sebesar 25 bps," ujarnya dalam sambutan di acara CEO Banking Forum - Leadership Sharing, Jakarta, Senin (9/1/2023).
"Berapa kenaikan sesungguhnya dan berapa lama suku bunga tinggi dipertahankan, itu tergantung pada data inflasi dan employment AS," sambung Haryanto.
Kedua, lanjutnya, masalah geopolitik di Ukraina yang belum menunjukkan tanda-tanda akan mereda dalam waktu singkat.
"Ini menjadi sumber ketidakpastian di 2023. Apabila terus berlanjut, masih banyak sekali yang akan timbul di berbagai sektor," paparnya.
Haryanto menambahkan, ketiga adalah kondisi di China yang saat ini masih memprihatinkan. Ketika China melonggarkan pembatasan, terjadi lonjakan kasus dan kematian akibat Covid-19 yang tinggi.
"Hampir seluruh varian yang dulu pernah menyebar di berbagai negara lain, kini ada di China," ucapnya.
"Namun China sudah berhasil mengatasinya, diharapkan kondisinya baik, apalagi kalau berhasil memulihkan sektor propertinya," paparnya.
Haryanto bersyukur, ekonomi Indonesia tumbuh jauh lebih baik di angka 5,72 persen pada kuartal III. Inflasi pun, diakuinya terjaga di level 5,51 persen di 2022 atau jauh lebih rendah dibanding negara lain meskipun ada kenaikan harga BBM. Pun dengan difist APBN 2022 yang terkendali.
"Di perbankan, pinjaman yang macet, pinjaman yang menjadi perhatian khusus, pinjaman restrukturisasi covid-19 terus menurun dibanding puncaknya Desember 2020," tuturnya.
"Tapi masih ada sektor yang mengalami tantangan, makanya kami sambut baik perpanjangan restrukturisasi covid-19 satu tahun sampai dengan Maret 2024 segmen umkm, segmen penyediaan akomodoasi makan minum, dan industri lapangan kerja besar, tekstil, alas kaki," pungkas Haryanto.
(FAY)