ECONOMIA

Strategi dan Inovasi Pupuk Indonesia Memaksimalkan Hasil Bumi

Taufan Sukma/IDX Channel 10/06/2023 09:35 WIB

Pupuk Indonesia dipastikan turut terlibat dalam upaya pengembangan industri amonia ke depan.

Strategi dan Inovasi Pupuk Indonesia Memaksimalkan Hasil Bumi (foto: MNC Media)

IDXChannel - "Earth is here so kind, that just tickle her with a hoe and she laughs with a harvest."

Kalimat di atas disampaikan oleh seorang aktor sekaligus penulis asal Inggris yang hidup di awal abad ke-18, Douglas William Jerrold.

Menurut Jerrold, bumi memiliki cinta kasih yang tak terkira kepada umat manusia. Dianalogikannya, bahkan ketika kita 'menggelitikinya' dengan cangkul, bumi tetap akan tertawa dan membalasnya dengan hasil panen yang tentunya berguna untuk kehidupan manusia.

Namun demikian, seiring berjalannya waktu, dengan kondisi alam yang juga semakin terdesak oleh kemajuan industri, upaya merawat bumi tentu memiliki tantangannnya sendiri.

Hal ini pula yang dirasakan oleh PT Pupuk Indonesia (Persero), sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang berkecimpung dengan ketersediaan pupuk, yang dibutuhkan petani dalam memaksimalkan hasil bumi.

Karenanya, langkah transformasi dan inovasi menjadi sebuah kewajiban bagi Pupuk Indonesia agar dapat memaksimalkan kinerja bisnisnya.

"Sesuai dengan prioritas dari Kementerian BUMN, dan juga arahan dari Menteri BUMN, Bapak Erick Thohir, kami diminta agar segera melakukan dan menyelesaikan proses transformasi yang ada," ujar Direktur Utama Pupuk Indonesia, Bakir Pasaman, dalam sebuah wawancara bersama IDXChannel TV, beberapa waktu lalu.

Menurut Bakir, tantangan Pupuk Indonesia saat ini adalah menggenjot inovasi model bisnis, kepemimpinan teknologi dan juga peningkatan investasi serta pengembangan talenta.

Dalam menjalankan tugas untuk menjaga ketersediaan pupuk non subsidi, Pupuk Indonesia disebut Bakir telah mengembangkan kios-kios komersil yang letaknya dekat dengan sentra pertanian.

"Namanya Toko Pe-I, yaitu kios digital yang menyediakan kebutuhan pupuk, pestisida, dan juga produk-produk lain yang diproduksi ataupun bekerja sama dengan Pupuk Indonesia Group," tutur Bakir.

Tak hanya itu, dalam arahannya, Menteri BUMN disebut Bakir juga mendorong Pupuk Indonesia untuk memastikan penyaluran pupuk subsidi agar memenuhi azas 6T, tepat waktu, tepat jenis, tepat lokasi, tepat jumlah, tepat mutu dan tepat harga.

Dalam hal tersebut, Pupuk Indonesia telah mengembangkan sejumlah program maupun aplikasi secara inhouse untuk melaksanakan digitalisasi pada proses distribusinya.

Beberapa diantaranya dengan membangun Distribution Planning and Control System (DPCS) dan juga pembuatan dan pemanfaatan aplikasi REKAN.

"Aplikasi REKAN ini bisa menjawab pertanyaan maupun memastikan zas 6T tadi. Minimal 5T, yaitu tepat jumlah, tepat harga, tepat tempat, tepat jenis dan tepat waktu," ungkap Bakir.

Sedangkan untuk peningkatan penyaluran pupuk non subsidi, Bakir menjelaskan, pihaknya memiliki Program Makmur, yang pada dasarnya merupakan program Kementerian BUMN yang sebelumnya telah dicanangkan oleh Menteri BUMN, Erick Thohir.

Melalui program tersebut, Pupuk Indonesia didorong untuk berkolaborasi dengan PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) dan juga PT Perkebunan Nusantara (PTPN).

Langkah kolaborasi dimaksudkan untuk pengembangan berbagai program Makmur bagi beragam komoditas lainnya. Misalnya saja terkait pemanfaatan amonia sebagai salah satu energi alternatif.

"Kami merupakan salah satu produsen amonia terbesar di Asia, yang memiliki fasilitas produksi di satu tempat. Saat ini telah berkembang blue dan green amonia. Ini jelas menguntungkan karena bisa digunakan sebagai energi," ungkap Bakir.

Sebagai salah satu pelaku utama bisnis amonia, Pupuk Indonesia dipastikan Bakir harus turut terlibat dalam upaya pengembangan industri amonia ke depan.

Dengan beragam langkah dan program tersebut, dan tentu juga dengan berbagai strategi lain, Pupuk Indonesia merasa yakin dapat memaksimalkan bisnisnya ke depan.

Dengan demikian, sejalan dengan bisnis yang terus berkembang, Pupuk Indonesia diharapkan dapat semakin mengoptimalkan perannya dalam menopang posisi Indonesia sebagai negara agraris, sekaligus mendukung target pemerintah dalam ketahanan pangan nasional. (TSA)

>
SHARE