1.000 Restoran Tutup, Pengusaha Minta Aturan PPKM Dilonggarkan
Kondisi ini terjadi akibat dari aturan pemerintah yang membatasi jumlah pengunjung sebesar 25% dari kapasitas normal.
IDX Channel - Upaya pemerintah untuk mencegah penyebaran Covid-19 diakui telah membuat banyak restoran maupun hotel harus menutup tempat usahanya. Kondisi ini terjadi akibat dari aturan pemerintah yang membatasi jumlah pengunjung sebesar 25% dari kapasitas normal.
Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DKI Jakarta, Sutrisno Iwantono, kondisi tersebut sangat menyulitkan industri hotel dan restoran untuk bertahan. Sebagai dampaknya, dia mencatat 1.000 tempat usaha terpaksa tutup.
“Memang terjadi pengurangan profit, tetapi kan diimbangi dengan membuka lebih panjang jam kerja menjadi jam 09.00 malam kemudian kapasitas yang 25% ditingkatkan menjadi 50% ini kan merupakan suatu balancing yang tentu diharapkan memperbaiki keadaan,” ungkap hari ini (10/02) dalam Market Review IDX Channel secara virtual.
Sutrisno mengakui dampak dari pandemi dan diterapkannya PSBB atau PPKM ini membuat aktivitas masyarakat turut berkurang. Ditambah dengan pembatasan yang sangat ketat dari pemerintah yang turut juga mempengaruhi pemasukan bagi dunia usaha.
“Tentu itu semua dampaknya adalah penurunan dari tamu. Apalagi khusus restoran, sebelumnya terakhir ini kan hanya boleh buka sampai jam 07.00 malam itu pun hanya 25% dari kapasitas. Ini tentu sangat menyulitkan kan terutama bagi restoran,” lanjutnya.
Alhasil, sebanyak 1.000 restoran tutup permanen sebagai konsekuensi dari pandemi Covid-19, ditambah pembatasan aktivitas yang ketat dari pemerintah, terutama dari kawasan tujuan wisata seperti Bali, Yogya maupun DKI Jakarta.
“Karena turis asing tidak ada yang datang ke Indonesia, sejak Januari lalu sudah ditutup untuk WNA yang masuk. Sementara harapannya tentu berasal turis domestik. Tapi turis domestik ini kan tidak mudah juga karena yang bisa menjadi turis itu orang yang punya uang, sementara kelompok-kelompok ini kan sangat memahami risiko dari penyakit itu,” ujarnya. (TYO)