ECONOMICS

21 Provinsi Terjangkit, Begini Strategi Kementan Kendalikan Wabah PMK

Ikhsan PSP 06/07/2022 11:01 WIB

Sekretaris Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian (Kementan) Makmun mengungkapkan tiga strategi untuk mengendalikan penyebaran wabah PMK.

21 Provinsi Terjangkit, Begini Strategi Kementan Kendalikan Wabah PMK (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Sekretaris Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian (Kementan) Makmun mengungkapkan tiga strategi untuk mengendalikan penyebaran wabah penyakit mulut dan kuku (PMK). 

Saat ini sudah ada 21 provinsi yang terjangkit virus tersebut. Strategi pertama yang dilakukan dengan mengobati semua ternak yang sakit.

"Kementerian pertanian sampai hari ini sudah mendistribusikan 203.000 dosis obat-obatan yang didistribusikan ke seluruh provinsi tertular, lalu sudah 2,6 juta liter desinfektan. Karena lingkungan dan lain-lain harus di desinfeksi supaya virus di alam juga hilang," kata Makmun dalam konferensi pers, dikutip Rabu (6/7/2022).

Strategi berikutnya mengendalikan lalu lintas hewan ternak terutama bagi yang berada di wilayah zona merah.

"Harus dikendalikan lalu lintasnya karena PMK ini sangat dimana-mana penyakit itu kalau ada yang sakit yang beredar pasti akan mempercepat proses penyebarannya," tambahnya.

Berikutnya melakukan vaksinasi dengan diprioritaskan pada sapi bibit yang nilainya lebih mahal dibandingkan sapi biasa. Ia mengeklaim sudah mendistribusikan 800.000 vaksin ke seluruh daerah tertarget.

"vaksinasi yang kita lakukan ada prioritas-prioritas, yang pertama adalah sapi bibit, karena bibit nilainya mahal dan kemudian umurnya panjang, ini harus kita jaga paling awal. Kemudian yang kedua adalah ternak sapi perah karena ini yang sangat peka dan masa hidupnya panjang. Ketiga tentu saja sapi-sapi indukan dan anakan," terangnya.

Makmun menambahkan, hewan ternak yang divaksin harus dalam kondisi sehat agar vaksin dapat bekerja optimal.

"Bagi ternak-ternak yang sudah terpapar dan sudah sembuh, maka kita akan vaksin 6 bulan kemudian, karena kalau kita vaksin sekarang tingkat antibodinya tinggi dan jauh lebih baik daripada vaksin," ungkapnya.

(DES)

SHARE