3 Penyebab Body Shop Bangkrut, Penjualan Menurun Sejak Berpindah Kepemilikan
Body Shop mengajukan kebangkrutan di AS dan Kanada. Kebangkrutan ini ditengarai disebabkan oleh penjualan yang terus menurun.
IDXChannel—Apa penyebab Body Shop bangkrut? Produsen produk perawatan tubuh dan kulit asal Inggris ini melaporkan kebangkrutan di Amerika Serikat dan Kanada. Puluhan toko akan ditutup tahun ini.
Body Shop adalah pionir brand produk kecantikan ramah lingkungan. Jauh sebelum tagline ‘environmental friendly’ menjamur di industri kecantikan, Body Shop telah memulainya sejak 1976.
Body Shop adalah salah satu brand kecantikan pertama yang berproduksi tanpa uji coba pada binatang dan mengedepankan prinsip daur ulang, dengan konsumen membawa kembali kemasan kosong untuk diisi ulang.
Didirikan oleh Anita Roddick pada 1976, selama beberapa dekade Body Shop menjadi trensetter produk kecantikan ramah lingkungan, anti-uji coba binatang, sekaligus mengedepankan perdagangan etis (ethical trading) dengan supplier bahan bakunya.
Bisnis Body Shop dikelola oleh keluarga Roddick selama tiga dekade, sebelum akhirnya dijual ke korporasi produk kecantikan asal Prancis, yakni L’oreal, pada 2006. Setelahnya, kepemilikan Body Shop berpindah tangan tiga kali dalam satu dekade berikutnya.
Dua pemilik lain sesudah L’oreal adalah Natura, produsen produk kecantikan asal Brasil, lalu berpindah tangan lagi ke Aurelius pada November 2023 kemarin. Dari tiap kepindahan kepemilikan ini, penjualan Body Shop mulai menunjukkan penurunan.
Lantas, apa penyebab Body Shop bangkrut?
Penyebab Body Shop Bangkrut
Pertama, kepidahan pengelolaan adalah salah satu penyebab utama yang dinilai mempengaruhi bisnis Body Shop secara langsung. Mengutip laporan BBC (17/3), Konsultan Ritel Mary Portas mengatakan Body Shop kehilangan ‘jiwa’ begitu berpindah tangan ke L’oreal.
Jiwa yang dimaksud dalam hal ini Anita Roddick sendiri, ialah pionir yang memprakarsai prinsip ramah lingkungan dan kosmetik ‘hijau’ di industri produk kecantikan. Roddick menjual perusahaannya itu di harga GBP650 juta.
“L’oreal tahu cara menggunakan dan mengelola merek, tapi mereka tidak tahu bagaimana menjalankan bisnis ritel, jadi jiwa Body Shop lenyap di tangan mereka,” tuturnya.
Menurut Portas, L’oreal adalah antitesis Body Shop.
Kedua, kepindahan kepemilikan selama beberapa kali dianggap mempengaruhi bisnis Body Shop. Chief Executive Rendle Intelligence and Insight Diane Wehrle mengatakan selama kepindahan kepemilikan itu, menimbulkan persaingan antara Body Shop dengan merek buatan perusahaan pemilik baru.
Seperti yang telah disinggung di atas, ketiga pemilik baru Body Shop dalam satu dekade terakhir adalah produsen produk kecantikan dengan brand sendiri-sendiri.
Ketiga, banyaknya pendatang baru dalam bisnis produk kecantikan ramah lingkungan dan berkelanjutan yang muncul selama dua dekade terakhir. Dulu, Body Shop adalah satu-satunya pemain di bidang ini.
“Body Shop tidak begitu berkembang, tapi semua kompetitornya bermunculan di belakangannya. Selain sustainable, mereka juga memiliki brand yang sangat menarik. Body Shop tidak turun pamor, namun juga tidak berkembang,” tutur Wehrle.
Adapun kompetitor Body Shop di pasaran saat ini adalah Lush dan Rituals. Lush begitu digandrungi generasi muda. Sementara Rituals memberdayakan infuencer untuk mempromosikan brand kepada anak-anak muda.
Ketiga hal inilah yang dinilai menjadi penyebab utama kebangkrutan Body Shop secara bertahap. Aurelius menyebutkan Body Shop mengalami masalah keuangan berkepanjangan dari pemilik-pemilik sebelumnya.
Body Shop Kanada diketahui berutang sebanyak GBP1,9 juta kepada pemilik lahan, supplier, freight forwarder, agensi marketing, dan sebagainya. Sebanyak 33 toko terpaksa ditutup untuk mengurangi biaya.
Sementara di AS, Body Shop menutup sebanyak 50 toko. Aset dilikuidasi untuk membayar utang. Dari penutupan toko itu, ratusan pekerja menghadapi PHK.
Itulah informasi singkat tentang penyebab Body Shop bangkrut setelah berdiri sejak 1976. (NKK)