4.400 Desa Belum Nikmati Listrik, Dirut PLN Minta Dana Rp10 Triliun
PMN Rp10 triliun tahun anggaran 2023 yang diajukan PLN diharap bisa membantu perseroan memasifkan pembangunan infrastruktur listrik di wilayah 3T.
IDXChannel - Lebih dari 4.400 desa di daerah terdepan, terluar, tertinggal (3T) belum mendapatkan akses listrik. Data ini dikonfirmasi langsung Direktur Utama PT PLN (Persero), Darmawan Prasodjo.
Saat rapat dengar pendapat (RDP) bersama Komisi VI DPR RI, Darmawan menilai Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp10 triliun tahun anggaran 2023, yang diajukan PLN, dapat membantu perseroan memasifkan pembangunan infrastruktur listrik di kawasan tersebut.
Infrastruktur listrik, lanjut dia, menjadi akar permasalahan atas akses listrik sebagian desa di kawasan 3T. Lantaran jangkauan ke lokasi yang sulit dilakukan.
"Faktanya lebih dari 4.400 desa yang di daerah 3T belum menikmati listrik dari PLN. Dan itu kami mengakui akses ke daerah-daerah tersebut sulit terjangkau, terisolasi, berada di wilayah terpencil, bahkan ada yang di perbatasan antar negara," ungkap Darmawan, Senin (28/11/2022).
Meski begitu, dia optimistis dengan pendanaan dari negara, berupa PMN, pihaknya bisa merealisasikan infrastruktur listrik agar dapat dinikmati masyarakat di daerah tersebut.
Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memang sudah menyetujui PMN anggaran 2022 sebesar Rp5 triliun. Dana segar ini sudah diberikan seratus persen melalui dua tahap pencairan.
Adapun PMN 2022 dialokasikan untuk pembangkit energi baru dan terbarukan (EBT). Khususnya, membangun infrastruktur pembangkitan dengan sumber daya setempat berupa PLTA dan PLTP sebesar Rp0,22 triliun.
Lalu, fungsi transmisi dan gardu induk untuk menghubungkan kelistrikan di daerah 3T sebesar Rp2,56 triliun. Kemudian, fungsi distribusi dan listrik desa untuk mendukung menyambungkan pelanggan dan mendorong pengembangan daerah pariwisata super prioritas sebesar Rp2,22 triliun.
Sementara, PMN pada 2023 sebesar Rp 10 triliun akan dialokasikan untuk pembangkitan EBT, khususnya infrastruktur PLTA, PLTS, PLTP, dan PLTM senilai Rp1,74 triliun.
Sedangkan fungsi transmisi dan gardu induk untuk menghubungkan listrik di daerah terpencil sebesar Rp3,78 triliun. Lalu, fungsi distribusi dan listrik desa untuk menyambungkan pelanggan mencapai Rp4,48 triliun. (NIA)