447 Hewan Ternak di Bengkulu Terpapar PMK, Enam Wilayah Terapkan Lockdown
Sebanyak 447 ekor sapi dan kambing di enam kabupaten di Provinsi Bengkulu terserang Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) sehingga diberlakukan lockdown.
IDXChannel - Sebanyak 447 ekor sapi dan kambing di enam kabupaten di Provinsi Bengkulu terserang Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) sehingga diberlakukan lockdown. Lokasi tersebut antara lain Kabupaten Mukomuko, Bengkulu Tengah, Seluma, Bengkulu Selatan, Kepahiang dan Kabupaten Rejang Lebong.
Terkait hal tersebut, kata Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan, Pemerintah Provinsi Bengkulu, M. Syarkawi, daerah ini berstatus zona merah PMK.
Dari enam kabupaten itu, jelas Syarkawi, hewan ternak yang banyak terserang PMK berada di Kabupaten Rejang Lebong. Di wilayah tersebut, kata Syarkawi, kasus PMK mencapai ratusan ekor di luar lima kabupaten lainnya.
Untuk kasus PMK kambing, jelas Syarkawi, terdapat di Kabupaten Rejang Lebong. Sebelumnya, sampai Syarkawi, ada tujuh kabupaten hewan ternak, sapi terkena PMK. Yakni, di Kabupaten Bengkulu Utara. Hanya saja, saat ini di daerah tersebut sudah tidak ada kasus PMK.
"Ada 447 ekor sapi dan kambing terserang PMK, itu tersebar dienam kabupaten di Bengkulu. Paling banyak kasus PMK di Kabupaten Rejang Lebong," kata Syarkawi, Senin (27/6/2022).
Di kabupaten zona merah PMK, lanjut Syarkawi, di desa atau kecamatan tersebut di lock down. Artinya, hewan ternak dari desa itu tidak diperbolehkan keluar. Begitu juga masuk ke daerah zona merah.
"Desa atau kecamatan yang zona merah PMK, hewan ternak tidak boleh keluar, dan hewan ternak juga tidak diperkenankan masuk ke daerah zona merah PMK," jelas Syarkawi.
Antisipasi penyebaran PMK, tambah Syarkawi, telah diberlakukan check poin di pintu masuk antar provinsi, di Kabupaten Mukomuko berbatasan dengan Sumatera Barat, dan Kabupaten Kaur yang berbatasan langsung dengan Provinsi Lampung.
Selain itu, tambah Syarkawi, hewan ternak yang terserang PMK telah diberi obat anti virus, anti biotik dan ramuan tradisional. Hak ini guna menghindari penyebaran kasus PMK di daerah-daerah lainnya.
"Antisipasi sudah dilakukan. Pemberian obat anti biotik, ramuan tradisional dan penjagaan check poin di perbatasan provinsi," ujar Syarkawi.
Kasus PMK di Bengkulu, terang Syarkawi, pertama kali masuk di Kabupaten Kepahiang, pada Selasa 14 Juni 2022. Hingga saat ini kasus PMK masih ditemukan di wilayah tersebut.
"Awal masuk kasus PMK di Kepahiang," pungkas Syarkawi. (TYO)