ECONOMICS

5 Fakta Kereta Cepat Indonesia, Biaya Proyek Bengkak hingga Rp16,8 Triliun

Hasna Nur Azizah/SEO 03/08/2022 15:57 WIB

Fakta kereta cepat Indonesia merupakan hal yang menarik untuk disimak. Pasalnya, terdapat pengerjaan kereta cepat yang mengalami pembengkakan biaya konstruksi.

5 Fakta Kereta Cepat Indonesia, Biaya Proyek Bengkak hingga Rp16,8 Triliun. (FOTO : MNC Media)

IDXChannel – Fakta kereta cepat Indonesia merupakan hal yang menarik untuk disimak. Pasalnya, terdapat pengerjaan kereta cepat yang mengalami pembengkakan biaya konstruksi atau cost overrun, yakni kereta cepat Jakarta-Bandung.

Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung telah mencapai 79,9%. Namun, biaya proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) membengkak hingga triliunan rupiah. Adapun proyek ini termasuk ke dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020–2024.

Lantas, seperti apa fakta kereta cepat Indonesia? Simak penjelasan yang kami himpun dari ulasan berikut ini.

Fakta Kereta Cepat Indonesia

1. Biaya Proyek KCJB Bengkak Hingga Rp16,8 Triliun

Biaya proyek KCJB ini bengkak hingga USD1,176 miliar atau setara Rp16,8 triliun. Nilai ini pun lebih kecil dari perkiraan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan.

Juru Bicara Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Eri Satriana mengatakan, nilai cost overrun tersebut adalah hasil reviu berdasarkan permintaan Kementerian BUMN. Proses reviu dilakukan sejak Desember 2021 lalu.

2. Penyebab Biaya Proyek KCJB Bengkak

Juru Bicara BPKP Eri Satriana tidak mengelak bahwa ada potensi penambahan cost overrun KCJB sebesar Rp2,3 triliun. Pembengkakan ini berasal dari pajak dan pengadaan lahan. Adapun metode yang digunakan BPKP dalam perhitungan cost overrun dengan melakukan reviu dokumen atas asersi yang disampaikan Kementerian BUMN melalui wawancara dan pengamatan yang dilakukan di lapangan.

Untuk metode penghitungannya, BPKP melakukan cost overrun untuk biaya pembangunan saja, sedangkan biaya operasional setelah kereta cepat beroperasi nantinya tidak termasuk dalam biaya cost overrun. 

3. China Minta RI Tanggung Pembengkakan Biaya Proyek

Pembengkakan biaya konstruksi untuk pengerjaan kereta cepat Jakarta-Bandung ini masih menjadi pembahasan berlanjut oleh pemerintah.

5 Fakta Kereta Cepat Indonesia, Biaya Proyek Bengkak hingga Rp16,8 Triliun. (FOTO : MNC Media)

Hal ini disebabkan oleh mitra pembangunan kereta cepat, yaitu China Development Bank (CDB), meminta agar pembengkakan biaya ditanggung oleh pemerintah.

4. Optimis Beroperasi Tahun Depan

Deputi Bidang Koordinasi Pengembangan Wilayah dan Tata Ruang Kemenko Perekonomian Wahyu Utomo optimis bahwa proyek KCJB ini dapat dioperasikan pada 2023. Penyebab proyek ini molor karena menipisnya dana akibat pembengkakan biaya konstruksi.

5. Baru Balik Modal 40 Tahun

PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) memprakirakan proyek pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung baru bisa balik modal setelah beroperasi selama 40 tahun.

Direktur Utama KCIC Dwiyana Slamet menyatakan hal ini berdasarkan feasibility studi atau studi kelayakan dari tarif yang akan diberikan kepada masyarakat sebesar Rp350 ribu per orang.

"Kapasitas 1 train set ada 601 seat, terdiri dari 3 kelas, VIP, first class, dan second class. Tarif berkisar Rp150–350 ribu sesuai hasil study demand forecast POLAR UI," katanya dalam RDP dengan Komisi V.

Kemudian Dwiyana mengatakan, hasil reviu feasibility study yang dilakukan saat ini juga potensi break even point (BEP) mencapai 40 tahun. Menurutnya perhitungan itu masih terus dilakukan dan diharapkan bisa lebih cepat.

Itulah penjelasan lima fakta kereta cepat Indonesia. Semoga informasi ini berguna bagi Anda dan menambah wawasan Anda.

SHARE