5 Negara yang Menganut Sistem Ekonomi Tradisional, Indonesia Termasuk?
Lima negara yang menganut sistem ekonomi tradisional ini masih menjaga budayanya.
IDXChannel - Lima negara yang menganut sistem ekonomi tradisional ini masih menjaga budayanya.
Terlebih saat ini sebagian besar negara telah beralih ke sistem ekonomi modern. Namun, masih ada beberapa negara dan wilayah yang mempertahankan sistem ekonomi tradisional.
Lantas apa saja negara yang menganut sistem ekonomi tradisional? Simak penjelasan yang dihimpun IDX Channel dari berbagai informasi tepercaya.
Pengertian Sistem Ekonomi Tradisional
Menurut Prof. Dr. Alo Liliweri, sistem ekonomi tradisional atau sering disebut sebagai sistem ekonomi primitif, merupakan sistem yang berlandaskan pada nilai-nilai, norma, dan tradisi budaya suatu komunitas.
Sistem ini lebih mengandalkan adat istiadat dan kebiasaan dalam pengambilan keputusan ekonomi terutama terkait produksi dan distribusi.
Ciri-Ciri Sistem Ekonomi Tradisional
Dari modul EKONOMI untuk pembelajaran SMA dari Kemendikbud, beberapa ciri-ciri sistem ekonomi tradisional antara lain:
- Belum adanya pembagian kerja atau spesialisasi dalam kegiatan ekonomi.
- Penggunaan sistem barter dalam perdagangan.
- Produksi disesuaikan dengan kebutuhan.
- Hubungan masyarakat bersifat kekeluargaan.
- Mayoritas mengandalkan sektor pertanian.
- Keputusan ekonomi terkait adat istiadat.
- Alat produksi sederhana.
- Teknik produksi turun temurun dan terintegrasi dalam masyarakat.
5 Negara yang Menganut Sistem Ekonomi Tradisional, Indonesia Termasuk? (FOTO: MNC MEDIA)
Negara yang Menganut Sistem Ekonomi Tradisional
1. Papua Nugini
Papua Nugini, meskipun kaya akan sumber daya alam, masih menghadapi kendala dalam pengelolaannya akibat biaya infrastruktur tinggi dan medan sulit. Mayoritas penduduknya menggantungkan hidup pada pertanian, termasuk tanaman seperti kakao, karet, kelapa, kelapa sawit, kopi, singkong, talas, teh, dan ubi jalar.
2. Malawi
Negara ini, yang terletak di Afrika bagian selatan, didominasi oleh sektor pertanian. Meskipun memiliki potensi sumber daya alam, Malawi masih mengalami konflik sosial dan ekonomi, seperti minimnya akses kesehatan, pendapatan rendah, dan kualitas pendidikan yang kurang memadai.
3. Mbaiki, Republik Afrika Tengah
Ibukota Republik Afrika Tengah, Mbaiki, mengandalkan mata pencaharian penduduknya pada pertanian kayu dan kopi. Kendati demikian, krisis ekonomi, kurangnya akses kesehatan, kemiskinan, dan terbatasnya pendidikan yang layak masih menjadi masalah krusial di wilayah ini.
4. Mobaye, Afrika Tengah
Mobaye, sebuah desa tradisional di Afrika Tengah, sering kali menghadapi krisis ekonomi dan konflik antar penduduk. Dengan populasi sekitar 7.000 orang, desa ini mengalami keterbatasan pasokan listrik yang memengaruhi kualitas hidup dan perekonomian masyarakat.
5. Lembah Baliem, Indonesia
Lembah Baliem, terletak di pegunungan Jayawijaya, Papua, menjadi rumah bagi suku Dani, Lani, dan Yali. Mata pencaharian mereka sebagian besar berfokus pada bercocok tanam dengan hasil seperti pisang, tebu, ubi jalar, dan tembakau. Alat pertanian yang digunakan masih sederhana, seperti tongkat kayu dan kapak batu. Selain pertanian, suku Dani juga mengandalkan ternak babi untuk berbagai keperluan, termasuk sebagai alat tukar dalam bentuk barter.
Itulah penjelasan negara yang menganut sistem ekonomi tradisional. Semoga informasi ini berguna dan bermanfaat bagi Anda. (MYY)