ECONOMICS

Agar Industri Aluminium Pulih, HKMU Dukung Larangan Ekspor Bauksit

Michelle Natalia 30/11/2021 07:58 WIB

PT HK Metals Utama Tbk (HKMU) memberikan dukungannya terhadap kebijakan pemerintah untuk menghentikan ekspor perdagangan bahan-bahan mentah.

Agar Industri Aluminium Pulih, HKMU Dukung Larangan Ekspor Bauksit. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - PT HK Metals Utama Tbk (HKMU) memberikan dukungannya terhadap kebijakan pemerintah untuk menghentikan ekspor perdagangan bahan-bahan mentah, termasuk bauksit. Jika itu terealisasi, maka bisa menumbuhkan kembali industri aluminium.

Direktur sekaligus merangkap Sekretaris Perusahaan HKMU, Jodi Pujiyono, menyampaikan, kebijakan itu dapat memulihkan industri aluminium, mengingat dampak yang dihadapi selama dua tahun pandemi Covid-19 menorehkan tekanan yang cukup tajam.

"Menyambut baik rencana Pemerintah untuk stop ekspor bauksit, ini merupakan salah satu bentuk dukungan nyata Pemerintah terhadap pelaku industri manufaktur khususnya aluminium yang kondisinya cukup terpukul semenjak Covid-19," ujar Jodi di Jakarta, Selasa (30/11/2021).

Sebagai informasi bauksit yang notabene merupakan bahan dasar dari pembuatan aluminium, memiliki pengaruh yang cukup signifikan terhadap proses bisnis yang dijalankan oleh HKMU melalui anak usahanya PT Handal Aluminium Sukses (HAS), yang bergerak dibidang manufaktur aluminium ekstrusi.

Dengan dihentikannya ekspor bauksit, serta pengolahan bahan mentah menjadi bahan setengah jadi (aluminium) di dalam negeri akan memberikan pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi, termasuk memberikan dampak positif terhadap pelaku industri aluminium.

Industri aluminium selama dua tahun terakhir mengalami tekanan dari berbagai hal, selain dari penurunan permintaan industri aluminium juga tertekan oleh kenaikan harga bahan baku aluminium ingot. Sejak awal kuartal 2 2020 (awal pandemi) harga di bursa berjangka London Metal Exchange (LME) berkisar 1.400 USD/Ton Metrik, dan terus menanjak hingga menyentuh 3.000 USD/Ton Metrik di kuartal 3 2021.
 
Jodi menambahkan dampak dari pandemi menyebabkan adanya sejumlah pabrikan aluminium yang akhirnya harus berhenti beroperasi setelah mencoba bertahan selama hampir dua tahun ini.

“HKMU juga merasakan dampak yang besar, oleh karena itu sejumlah langkah strategis melalui program transformasi harus kami lakukan untuk dapat bertahan, dan kami bersyukur bisa melewati masa sulit ini serta menumbuhkan optimisme untuk menghadapi tantangan di tahun mendatang.” Jelas Jodi. 

Jika melihat data produksi ke belakang, kinerja HAS menunjukan hasil yang cukup baik. Total produksi HAS di tahun 2019 mencapai 5.314 ton, kemudian di tahun 2020 pada saat awal pandemi Covid-19 melanda, HAS mampu mencatatkan peningkatan produksi mencapai 6.150 ton, meskipun di tahun 2021 sedikit mengalami penurunan produksi, namun diharapkan target produksi dapat dikejar mencapai 5.700 ton di penghujung tahun ini. (TYO)

SHARE