ECONOMICS

Airlangga Beberkan Empat Peluang untuk Kejar Indonesia Maju 2045

Michelle Natalia 21/11/2023 15:38 WIB

Airlangga menyebut ada empat peluang Indonesia untuk mewujudkan cita-cita menjadi negara maju pada 2045 mendatang atau tepat 100 tahun sejak merdeka.

Airlangga Beberkan Empat Peluang untuk Kejar Indonesia Maju 2045. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, mengatakan Pemerintah Indonesia memiliki cita-cita menjadi negara maju pada 2045 mendatang atau tepat 100 tahun sejak merdeka.

Berbagai upaya dan peluang yang dimiliki terus dioptimalkan agar perekonomian Indonesia meningkat secara bertahap sehingga mampu mewujudkan cita-cita besar tersebut. Menurut dia, target itu ambisius tapi realistis.

“Oleh karenanya, dibutuhkan smart execution dan strong collaboration dari berbagai pihak, baik pemerintah, masyarakat, pelaku usaha, cendekiawan, dan tentunya universitas sebagai barometer bagi kemajuan ilmu pengetahuan dan sebagai pencetak generasi-generasi unggul ke depan,” ujar Airlangga saat memberikan opening remarks secara daring mewakili Presiden Joko Widodo pada seminar nasional Indonesia Economic Outlook 2024 yang diselenggarakan oleh Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Indonesia di Jakarta, Selasa (21/11/2023).

Menurut Airlangga, Indonesia memiliki empat peluang yang perlu diambil untuk mencapai target tersebut. Peluang yang pertama yaitu populasi, di mana Indonesia diberkati dengan jumlah penduduk terbesar ke-4 di dunia.

Dengan diimbangi dengan kualitas sumber daya yang baik, maka Indonesia akan mampu menghasilkan output perekonomian yang tinggi.

Peluang kedua yaitu hilirisasi, yang saat ini telah dimulai dengan membangun ekosistem di sektor manufaktur maupun di sektor berbasis kendaraan listrik, dan hilirisasi mineral sebagai nilai tambah menuju industrialisasi. 

"Sebagai bagian dari ekosistem kendaraan listrik, hilirisasi merupakan komitmen ekonomi hijau pemerintah dalam mewujudkan transformasi ekonomi. Indonesia mempunyai potensi besar di sektor energi hijau yang bisa melebihi kapasitas 400 ribu megawatt, seperti potensi panas bumi, pembangkit listrik tenaga air, sungai, panel surya, dan potensi angin," jelas Airlangga.

Ketiga yaitu digitalisasi, di mana nilai ekonomi digital Indonesia tertinggi di kawasan ASEAN, yakni mencapai USD77 miliar pada 2022 dan diperkirakan akan meningkat menjadi USD1 triliun sepanjang 2030. Indonesia juga memiliki lebih dari 2.500 perusahaan start-up, sekaligus menjadi yang terbesar ke-6 di dunia.

Pemerintah telah membangun lebih dari 12.000 km jaringan hingga meluncurkan Satelit Multifungsi Satria untuk melayani akses internet di daerah terdepan, tertinggal, dan terluar (3T). 

"Selain itu, pemerintah juga telah meluncurkan program Akademi Kepemimpinan Digital dan Beasiswa Talenta Digital yang dibantu mitra-mitra swasta seperti Apple, Microsoft, dan Amazon untuk menciptakan 9 juta talenta digital dalam rentang waktu 15 tahun," ujarnya.

Lebih lanjut, inovasi juga berperan krusial dalam mendorong pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan daya saing bangsa. Oleh karena itu, peningkatan kapasitas ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi sangat penting. Perguruan Tinggi tentu akan menjadi bagian dalam mendidik generasi muda bangsa.

“Peluang tersebut menjadi modal yang baik bila dimanfaatkan secara optimal. Dan saat ini fundamental ekonomi kita dibandingkan dengan berbagai negara lain relatif jauh lebih baik, dan Indonesia termasuk dalam top 5 ekonomi di dunia,” ungkap Airlangga.

Dalam mendorong daya saing, saat ini Indonesia sedang dalam proses aksesi menjadi anggota OECD. Airlangga menambahkan, dalam pertemuan di sela kegiatan APEC beberapa waktu lalu, Presiden Joe Biden menyampaikan dukungan Amerika Serikat kepada Indonesia hingga masuk menjadi anggota OECD.

“Dengan potensi dan berbagai strategi kebijakan tersebut, pemerintah yakin bahwa tahun depan ekonomi masih solid. Berbagai lembaga memperkirakan pertumbuhan kita masih di angka 5,2% untuk tahun 2024. Dan memperhatikan berbagai risiko, tentu kita perlu mengantisipasi berbagai ketidakpastian global di masa mendatang,” pungkasnya.

(FRI)

SHARE