ECONOMICS

Airlangga: Ekonomi Digital Jadi Motor Pertumbuhan Ekonomi RI dan ASEAN

Fiki Ariyanti 08/05/2023 16:12 WIB

Ekonomi digital telah menjelma sebagai salah satu buffer bagi stabilitas perekonomian nasional di tengah berbagai tantangan global saat ini. 

Airlangga: Ekonomi Digital Jadi Motor Pertumbuhan Ekonomi RI dan ASEAN (Foto Dok Kemenko Perekonomian)

IDXChannel - Ekonomi digital telah menjelma sebagai salah satu buffer bagi stabilitas perekonomian nasional di tengah berbagai tantangan global saat ini. 

Menurut hasil studi Google Temasek, Bain & Company, nilai ekonomi digital Indonesia pada 2022 sebesar USD77 miliar atau tumbuh 22% (yoy). Selanjutnya diprediksi akan meningkat hampir 2 kali lipat hingga USD130 miliar pada 2025.

Mempertimbangkan besarnya potensi ekonomi digital, Keketuaan Indonesia pada ASEAN 2023 juga telah mengangkat transformasi digital sebagai salah satu deliverables yang dihasilkan. Sejalan dengan hal tersebut, pemerintah juga terus berupaya mendorong pengembangan ekonomi digital melalui penguatan sinergi dan inovasi kebijakan.

“Hal ini menjadi sangat penting karena kita menggunakan ekonomi digital atau digital platform sebagai buffer dan akselerator daripada pertumbuhan ekonomi, tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di ASEAN,” ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto saat menyampaikan welcoming remarks dalam acara Opening Ceremony Festival Ekonomi Keuangan Digital Indonesia (FEKDI) 2023, Senin (8/5/2023).

Penguatan infrastruktur digital menjadi salah satu langkah konkret yang ditempuh pemerintah dengan melakukan perluasan jaringan 4G, penerapan teknologi 5G, pemanfaatan Low Earth Orbit Satellite, hingga pelaksanaan berbagai inisiatif dan program yang dapat mendukung inklusivitas masyarakat dalam memanfaatkan teknologi digital, termasuk peningkatan akses terhadap layanan keuangan atau keuangan inklusif.

Seiring dengan bonus demografi yang akan terjadi, pemerintah juga telah berupaya mengatasi tantangan kesenjangan dalam literasi dan keterampilan digital (gap digital talent and literacy) melalui berbagai program, seperti Program Kartu Prakerja, Gerakan Nasional Literasi Digital, Digital Talent Scholarship (DTS), Digital Leadership Academy (DLA), hingga Sea Labs Academy.

“Yang perlu kita ingat bahwa 10 hingga 13 tahun ke depan adalah momentum yang sangat penting bagi Indonesia karena momentum bonus demografi hanya akan berlangsung sampai 2038,” tegas Airlangga.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang hadir secara virtual juga turut memberikan sejumlah arahan mengenai upaya dalam mengakselerasi ekonomi digital, salah satunya dapat dilakukan dengan terus mengembangkan kepercayaan dan inovasi, seperti terkait penyediaan sistem pembayaran berbasis digital serta perlindungan keamanan masyarakat.

“Semua inovasi harus dilakukan secara hati-hati, memerhatikan dan memiliki antisipasi risiko, sistem keamanan yang andal, serta sistem perlindungan konsumen yang baik. Mitigasi risiko ini harus betul-betul dihitung bagaimana regulasi dan pengawasan, pemantauan dan implikasi terhadap nilai tukar, serta keberlanjutan adopsi internasionalnya,” ungkap Jokowi.

Sejalan dengan arahan Jokowi, dalam kesempatan tersebut juga telah dilakukan peluncuran inovasi sistem pembayaran, berupa kartu kredit domestik yang disebut sebagai Kartu Kredit Indonesia dan QRIS antarnegara Indonesia-Malaysia sebagai wujud nyata komitmen bersama dalam mengakselerasi ekonomi dan keuangan digital.

(FAY)

SHARE