ECONOMICS

Airlangga: Laporan Keuangan dan Keberlanjutan yang Kredibel Mampu Tarik Investasi ke RI

Dhera Arizona Pratiwi 03/12/2025 18:00 WIB

Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, laporan keuangan dan keberlanjutan yang kredibel memainkan peranan kunci untuk menarik investasi.

Airlangga: Laporan Keuangan dan Keberlanjutan yang Kredibel Mampu Tarik Investasi ke RI. (Foto Istimewa)

IDXChannel - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, laporan keuangan dan keberlanjutan yang kredibel memainkan peranan kunci untuk menarik investasi.

"Selain itu, memastikan dampak sosial dan ekologis yang nyata yang membawa menuju visi Indonesia Emas 2045," ujarnya saat memberikan keynote speech dalam Pembukaan Acara HUT ke-68 Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dan International Federation of Accountants (IFAC) Connect Asia Pacific 2025, di Jakarta, Rabu (3/12/2025).

Sehingga, dia menegaskan, kepatuhan seorang akuntan atau auditor terhadap standar internasional merupakan jaminan bahwa data tersebut akurat, sebanding, dan andal.

Sebab, ketika seorang investor membaca laporan keuangan atau seorang pembuat kebijakan meninjau anggaran nasional, maka mereka sepenuhnya bergantung pada profesionalisme dan objektivitas dari hasil kerja akuntan itu sendiri.

Menurutnya, tata kelola dan kepercayaan merupakan penentu utama daya saing seiring perekonomian Indonesia yang sedang beralih menuju ekonomi hijau dan digital.

Profesi akuntan juga menjadi mitra penting yang mengiringi percepatan reformasi struktural Indonesia, dari transformasi digital hingga transisi energi.

Maka itu, Airlangga mendorong IAI bermitra dengan IFAC, untuk terus memperjuangkan standar tertinggi kompetensi profesional, perilaku etis, dan inovasi.

"Mari bekerja sama untuk memastikan bahwa laporan yang kita hasilkan dan sistem yang kita tegakkan cukup tangguh untuk menghadapi turbulensi global, dan cukup transparan untuk menerangi jalan menuju visi Indonesia Emas 2045,” kata Airlangga.

Dalam perjalanan menuju 2045, kata dia, tentunya diperlukan pertumbuhan ekonomi yang selalu on the track setiap tahunnya, termasuk untuk 2026 yang juga masih menunjukkan tren positif.

Hal itu antara lain terlihat dari aktivitas manufaktur Indonesia yang tetap ekspansif dengan indeks PMI Manufaktur mencapai 53,3 (November 2025), Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) mencapai 121,2 (Oktober 2025), pengeluaran rumah tangga terus menguat dengan Mandiri Spending Index mencapai 312,8 (per 26 Oktober 2025), dan pada Oktober 2025 juga terjadi pertumbuhan penjualan sepeda motor sebesar 8,4 persen (yoy), sementara penjualan mobil kembali membaik.

Dengan indikator-indikator ini, ujar Airlangga, seluruh risiko pertumbuhan untuk 2026 telah terkelola dan terserap pada tahun ini. Pada 2026, risiko positif diperkirakan akan lebih dominan daripada negatif.

"Sejalan dengan target APBN, kami optimistis pertumbuhan ekonomi di 2026 dapat melampaui target dasar 5,4 persen. Kami juga akan mengakselerasi mesin ekonomi baru yang menjadi prioritas yakni ekonomi hijau dan ekonomi digital," kata Airlangga.

Apalagi, pada 2025, kondisi dunia diwarnai pergeseran geopolitik, tantangan iklim, dan disrupsi teknologi pesat. Meskipun menghadapi risiko-risiko signifikan tersebut, Indonesia masih mampu menavigasi dengan sukses, didorong oleh target untuk mencapai visi Indonesia Emas 2045, di mana Indonesia akan menjadi salah satu dari lima ekonomi global teratas.

“Mencapai visi ini membutuhkan kepastian dan keyakinan. Keyakinan ini dibangun di atas fondasi kepercayaan dan akuntabilitas. Di sinilah profesi akuntansi menjadi sangat penting, karena peran akuntan, auditor, dan profesional keuangan adalah sebagai arsitek terpercaya yang tak tergantikan,” ujarnya.

Turut hadir dalam agenda kali ini yaitu di antaranya Sekretaris Kemenko Perekonomian Susiwijono Moegiarso, Staf Ahli Bidang Pembangunan Daerah Kemenko Perekonomian Haryo Limanseto, Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Destry Damayanti, Deputi Gubernur Bank Indonesia Ricky P Gozali, Ketua Dewan Audit sekaligus Anggota Dewan Komisioner OJK Sophia I Wattimena, Anggota BPK RI Ahsanul Haq, Presiden IAI Ardan Adiperdana, dan IFAC President Jean Bouquot.

(Dhera Arizona)

SHARE