Alami Kekeringan, Terusan Panama Rugi USD700 Juta
Kekeringan parah yang dimulai pada tahun lalu memaksa otoritas mengurangi hingga sepertiga jumlah kapal yang melintasi Terusan Panama, salah satu rute perdagang
IDXChannel - Kekeringan parah yang dimulai pada tahun lalu memaksa otoritas mengurangi hingga sepertiga jumlah kapal yang melintasi Terusan Panama, salah satu rute perdagangan paling penting dunia.
Upaya pengurangan kembali jumlah kapal yang melintas di Terusan Panama yang diumumkan oleh otoritas di Panama pada Rabu (24/1) pekan lalu, dilakukan untuk menghadapi pukulan ekonomi lebih besar yang telah diperkirakan sebelumnya.
Pengelola Terusan Panama, Ricaurte Vasquez, saat ini memperkirakan bahwa penurunan muka air akan menimbulkan beban biaya bagi pihaknya, antara 500 juta dollar AS hingga 700 juta AS dollar (sekitar 7,8 triliun rupiah hingga 11 triliun rupiah) pada 2024, dibandingkan dengan perkiraan sebelumnya yang sekitar 200 juta dollar AS atau setara 3,15 triliun rupiah dengan kurs saat ini.
“Kekeringan semacam ini adalah isu global. Hal ini terjadi juga di sungai Mississippi, sungai Rhine, Amazon, dan Yangtze, secara umum semua rute hujan di seluruh dunia terdampak. Dan tentu saja, seperti yang sudah kami katakan dalam beberapa tahun ini, Terusan Panama mengalami kerugian fundamental, dank arena ini merupakan satu-satunya rute perdagangan global di dunia yang dioperasikan di perairan tawar,” kata Vasquez.
Salah satu kekeringan paling parah yang pernah terjadi, menghantam negara di Amerika Tengah ini, dan menyebabkan kekacauan di rute maritim sepanjang 80 kilometer tersebut. Dengan dampak lanjutan kemacetan arus pelayaran dan menimbulkan keraguan terhadap kemampuan kanal ini untuk melayani pelayaran internasional.
Pekan lalu, Vasquez mengatakan bahwa otoritas pengelola terusan akan mengurangi penyeberangan kapal harian menjadi 24, turun dari 38 dalam satu hari yang normal tahun lalu.
Vasquez mengatakan, bahwa pengelolaan sungai yang lebih efisien dan kenaikan curah hujan pada November tahun lalu setidaknya memastikan bahwa tinggi permukaan air cukup bagi 24 kapal untuk lewat setiap harinya hingga akhir April tahun ini, yang merupakan awal musim hujan selanjutnya.
(DKH)