Aliansi AS Beri RI Dana Pensiunkan Batu Bara di KTT G20, Kedaulatan Energi Dipertaruhkan
Pemerintah menyebut Indonesia memiliki cara sendiri dalam melakukan transisi energi
IDXChannel - Agenda pembicaraan transisi energi intens dilakukan oleh para pemimpin negara yang hadir dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20. Transisi energi juga menjadi topik utama yang dibicarakan negara anggota G20.
Isu transisi energi dan perubahan iklim mau tidak mau menjadi perhatian para pemangku kebijakan. Mengingat urgensi beralih ke energi yang berkelanjutan dan ramah lingkungan tidak bisa dihindarkan.
Hasil perundingan iklim di KTT G20 salah satunya adalah komitmen aliansi Amerika Serikat (AS) bersama dengan Jepang membentuk Just Energy Transition Partnership (JETP) untuk mendanai RI dalam mempercepat pelaksanaan transisi energi dan menghentikan operasional Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) batu bara.
Joe Biden selaku presiden AS mengungkapkan negara-negara yang tergabung dalam G7 berkomitmen mendanai Indonesia hingga USD20 miliar. Angka ini setara Rp 310,4 triliun (kurs Rp 15.502 terhadap dolar AS).
Uang ini nantinya disebut untuk mendukung pengembangan Energi Baru Terbarukan (EBT) dan percepatan transisi energi dengan menghentikan PLTU batu bara.
"Kami dengan Indonesia dan Jepang bersama-sama menciptakan Just Energy Transition Partnership (JETP) untuk mencapai Net Zero Emissions. Bersama kami memobilisasi USD20 miliar untuk mendukung upaya Indonesia mengurangi emisi dan memperluas EBT," kata Biden kepada media di Bali, Selasa (15/11/2022).
Tak hanya untuk EBT dan pensiunkan PLTU, dana ini dapat juga digunakan untuk pengembangan kendaraan listrik.
"Ini juga bisa menciptakan lapangan kerja dan bisa berkontribusi untuk mengurangi dampak perubahan iklim global," tuturnya.
Secara terpisah, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menambahkan bahwa pendanaan tersebut akan diberikan secara bertahap hingga lima tahun ke depan.
"Mobilisasi awal USD20 miliar untuk pembiayaan publik dan swasta dalam tiga hingga lima tahun ke depan," ucapnya di Bali International Convention Center (BICC).
Menurut Biden, ini merupakan langkah penting bagi Indonesia sebagai pengekspor utama batu bara untuk mengembangkan energi lebih bersih.
Pendanaan ini menjadi pertaruhan kedaulatan energi RI sebagai salah satu penghasil batu bara terbesar. Mengingat batu bara masih menjadi tumpuan utama sumber energi dan ekonomi Tanah Air.
Mungkinkah negara besar akan ikut campur lebih dalam terkait urusan kemandirian energi nasional?
Batu bara Masih Menopang Kebutuhan Energi
Dalam laporan terbaru International Energy Agency (IEA) berjudul “Coal in Net Zero Transitions: Strategies for Rapid, Secure and People-Centred Change” yang dirilis 15 November kemarin, data menunjukkan permintaan batu bara sebagai sumber energi tercatat stabil selama satu dekade ini.
Kondisi ini cukup kontras dengan narasi batu bara yang selama ini didengungkan.
Saat ini batu bara menyumbang sekitar seperempat dari total pasokan energi dunia. Hal ini menjadikan batu bara sebagai sumber energi terbesar kedua setelah minyak.
Pasokan energi dari batu bara tercatat antara 155 exajoules (EJ) hingga 165 EJ setiap tahun sejak 2011 hingga 2021.
Tingkat permintaan yang stabil ini cukup mengejutkan melihat begitu banyak perubahan ekonomi global dan sektor energi.
Bahkan permintaan ini lebih stabil selama satu dekade dan mendekati tingkat tertinggi yang pernah ada.
Adapun pasar negara berkembang dan ekonomi berkembang mendominasi penggunaan batu bara.
China merupakan negara yang menyumbang lebih dari 55% permintaan batu bara dunia. Sedangkan negeri Tirai Bambu juga bergerak menuju transisi energi bersih.
Namun batu bara juga masih menyumbang 60% pasokan energi China dan merupakan pemasok dua pertiga pembangkit listrik.
India berada di urutan berikutnya dalam hal konsumsi batu bara, menyumbang lebih dari 10% permintaan batu bara dunia.
Bersama-sama, Cina dan India menyumbang dua pertiga dari permintaan batu bara global.
Adapun pasar negara berkembang lainnya menyumbang 15% permintaan batu bara dan menghasilkan total pangsa untuk pasar negara berkembang dan ekonomi berkembang lebih dari 80% pada tahun lalu.
Sementara permintaan batu bara di negara maju, AS menyumbang permintaan batu bara global sekitar 6% dan Uni Eropa sekitar 4% pada tahun lalu.
Ancam Kedaulatan Energi RI?
Menurut laporan IEA, beberapa negara memiliki ketergantungan tinggi terhadap batu bara. Hal ini menyebabkan transisi energi menjadi hal yang cenderung menantang.
Beberapa negara ini termasuk Indonesia, Mongolia, China, Vietnam, India, dan Afrika Selatan. Di berbagai negara ini, batu bara berkontribusi secara langsung pada sekitar 1% lapangan kerja nasional.
Namun di daerah penghasil batu bara seperti Shanxi di China, Kalimantan Timur di Indonesia, dan Mpumalanga di Afrika Selatan menyumbang sekitar 5 hingga 8% lapangan pekerjaan.
Beberapa negara ini menghadapi kesulitan melakukan transisi energi karena pertambangan batu bara berkontribusi terhadap sekitar 2 hingga 8% dari total lapangan kerja dan berkontribusi pada 20 hingga 35% dari PDB.
Ini menunjukkan sektor batu bara merupakan bagian penting dari perekonomian. (Lihat tabel di bawah ini)
Indeks yang dirilis IEA menunjukkan bahwa Indonesia, Mongolia, China, Vietnam, India dan Afrika Selatan sangat rentan terhadap pergeseran dari batu bara menuju transisi energi.
Dengan adanya pendanaan dari negara maju untuk pensiunkan PLTU batu bara, kondisi ini bisa saja mengancam nilai rantai ekonomi nasional.
Mengingat kontribusi emas hitam yang cukup signifikan bagi perekonomian dan juga pasokan energi.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), ekspor komoditas unggulan Indonesia termasuk didalamnya batu bara kembali meningkat di bulan Oktober 2022. Di bulan Oktober, kinerja ekspor emas hitam mencapai USD4,41 miliar dengan volume ekspor mencapai USD32,73.
Kenaikan pendapatan ekspor batu bara ditopang oleh kenaikan harga secara global. Adapun harga batu bara di pasar internasional di kisaran USD326,6 per ton.
Menko Kemaritiman dan Investasi (Marves) Luhut Binsar Pandjaitan juga paling getol mengatakan bahwa Indonesia memiliki cara sendiri dalam melakukan transisi energi.
"Transisi energi Indonesia hanya dimiliki dan dipimpin sendiri oleh Indonesia." begitulah ucap Luhut dalam konferensi pers di sela gelaran KTT G20 di Media Center Bali International Convention Center, Nusa Dua, Bali, Selasa (15/11/2022).
Mungkinkah RI akan tunduk begitu saja dengan skema AS dan Jepang dalam mengatur transisi energi di Indonesia meskipun telah diberi dana jumbo? Tentu tidak akan semudah itu.
Dari pernyataan yang disampaikan Luhut, pemerintah Indonesia sepertinya tidak akan menyerahkan kedaulatan komoditas energinya begitu saja mengingat prospeknya masih cukup menjanjikan di masa depan.
Meski demikian, industri emas hitam juga perlu menyesuaikan diri dengan tantangan perubahan iklim.
Menurut IEA, salah satu solusi untuk mengurangi emisi di sektor batu bara misalnya melalui perkembangan teknologi penangkap karbon atau Carbon Capture, Utilizaton and Storage (CCUS).
Daerah penghasil batu bara termasuk di Kalimantan dapat menggunakan CCUS untuk mengurangi emisi dari aset yang ada.
Proyek CCUS ini perlu menangkap lebih dari 90% CO2 emisi yang timbul dari pembakaran atau konversi batu bara, proses ekstraksi, pengolahan hingga pengangkutan hasil batu bara.