ECONOMICS

Ampas Sawit dari Sumut Tembus Pasar Ekspor Rp239 Miliar

Wahyudi Aulia Siregar 23/10/2021 16:39 WIB

Ampas sawit Indonesia makin diminati pasar luar negeri, terbuki dari peningkatan ekspor ampas sawit dari Sumatera Utara (Sumut) hingga 40 persen.

Ampas Sawit dari Sumut Tembus Pasar Ekspor Rp239 Miliar (FOTO: MNC Media)

IDXChannel - Ampas sawit Indonesia makin diminati pasar luar negeri, terbuki dari peningkatan ekspor ampas sawit dari Sumatera Utara (Sumut) hingga 40 persen.

Dari data  IQFAST, Barantan permohonan sertifikasi untuk ekspor ampas sawit  di Karantina Pertanian Belawan selama bulan Januari sampai dengan Oktober 2021 sebanyak 119,38 ribu ton dengan nilai ekonomis Rp239 miliar. 

Hal ini meningkat 38,68 persen dibanding periode sama tahun 2020 yang hanya berhasil membukukan sebanyak 86,08 ribu  ton dengan nilai ekonomis  sekitar Rp168 miliar.

"Kami memberi apresiasi kepada pelaku usaha, karena di masa pandemi  ekspor komoditas pertanian berupa ampas sawit  asal Sumut naik secara signifikan, artinya ketertarikan pasar Internasional terhadap komoditas komoditas asal sub sektor peternakan masih cukup tinggi," ungkap Andi Yusmanto, Kepala Karantina Pertanian Belawan dalam keterangan persnya, Sabtu (23/10/2021).

Meningkatnya volume ekspor komoditas ampas sawit, menurut Andi  merupakan sinyal optimis bahwa pihaknya selaku  koordinator upaya peningkatan ekspor pertanian di Sumut harus terus mendukung Gerakan Tiga Kali Lipat Ekspor Pertanian (Gratieks) yang digagas oleh Menteri Pertanian (Syahrul Yasin Limpo,red).

“Tentu saja dengan selalu melakukan bimbingan teknis,  sanitari dan fitosanitari  sebagai persyaratan negara tujuan ekspor, meningkatkan sinergisitas instansi terkait serta memberikan percepatan layanan karantina supaya komoditas ekspor mampu bersaing di negara tujuan,” terang Andi.

Lebih lanjut Andi menerangkan bahwa ampas sawit digunakan  di negara tujuan ekspor sebagai bahan baku pembuatan bio pellet pakan ternak dan juga  bahan pupuk organik karena mengandung kalium yang cukup tinggi untuk tanaman.

Komoditi ini utamanya diekspor ke China, Perancis, Jepang, Selandia Baru, Pakistan, Arab Saudi, Korea Selatan, Taiwan, Turki dan Vietnam. 

Penguatan Sistem Perkarantinaan

Secara terpisah, Kepala Badan Karantina Pertanian, Bambang menyebutkan bahwa sejalan dengan tugas strategis yang diberikan Mentan SYL untuk mengawal Gratieks supaya ekspor komoditas pertanian meningkat, pihaknya akan melakukan penguatan kesisteman perkarantinaan, seperti fasilitas pemeriksaan baik sarana dan prasarana laboratorium serta kemampuan petugasnya, untuk dapat memastikan kesehatan dan keamanan produk sesuai protokol ekspor negara mitra dagang.

“Inilah adalah tugas kami untuk mengawal juga memastikan agar kesehatan dan keamanan produk pertanian berupa ampas sawit yang dilalulintaskan harus dipenuhi sehingga terjamin dinegara tujuan, “ tutup Bambang. (RAMA)

SHARE