ECONOMICS

Anggaran Subsidi BBM Setara Bangun 227.887 Sekolah Dasar se-Indonesia

Rizky Fauzan 26/08/2022 20:40 WIB

Subsidi jumbo ini setara dengan pembangunan 41.666 Puskesmas di seluruh Indonesia atau membangun 3.333 rumah sakit dan pembangunan 227.886 sekolah dasar.

Anggaran Subsidi BBM Setara Bangun 227.887 Sekolah Dasar se-Indonesia (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan subsidi energi sebesar Rp502,4 triliun jika tidak dipakai untuk membiayai Bahan Bakar Minyak (BBM) dan listrik, dapat membangun 41.666 Puskesmas di seluruh Indonesia atau membangun 3.333 rumah sakit dan pembangunan 227.886 sekolah dasar.

"Ini hanya memberikan sense of magnitude bahwa angka ini sangat besar dan sangat real, dan ini tidak cukup, akan terus bertambah lagi," kata dia.

Selain itu, dana jumbo tersebut juga setara dengan pembangunan 227.886 sekolah dasar (SD) dengan biaya per SD sebesar Rp2,19 miliar, terutama bagi daerah-daerah yang belum memiliki SD di wilayahnya.

Mantan petinggi World Bank itu membeberkan dana Rp502 triliun di dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) juga setara dengan pembangunan 3.501 ruas tol baru dengan biaya Rp142,8 miliar per kilometer atau setara pula dengan penyelesaian seluruh Tol di Sumatera yang belum tersambung secara penuh.

Kemudian, dana subsidi energi itu juga setara dengan pembangunan 41.666 pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) dengan biaya Rp12 miliar per unit, khususnya untuk di daerah 3T (Tertinggal, Terluar, dan Terdepan) yang tidak menikmati subsidi Rp502 triliun.

"Jadi ini hanya untuk memberikan gambaran bahwa angka subsidi energi tahun 2022 adalah angka yang sangat besar dan sangat nyata, bahkan ini masih belum cukup," tuturnya.

Sri Mulyani mengungkapkan perkiraan belanja subsidi dan kompensasi BBM akan melebar Rp195,6 triliun pada tahun ini menjadi Rp698 triliun, yang disebabkan tren harga minyak dan jumlah volume konsumsi yang dilakukan oleh masyarakat hingga nilai tukar rupiah.

Adapun harga minyak mentah Indonesia atau Indonesian Crude Price (ICP) meningkat dari 100 dolar AS per barel menjadi 105 dolar AS per barel dan kurs rupiah naik dari Rp14.450 per dolar AS menjadi Rp14.700 per dolar AS.

Volume konsumsi pertalite juga diperkirakan Bendahara Negara naik 126 persen dari kuota 23,05 juta kiloliter menjadi 29,07 juta kiloliter dan solar kemungkinan meningkat 115 persen dari kuota 15,1 juta kiloliter menjadi 17,44 juta kiloliter pada akhir tahun ini.

(DES)

SHARE