ECONOMICS

Anggota G7 Sepakat Batasi Harga Minyak Rusia

Kunthi Fahmar Sandy 13/09/2022 12:51 WIB

Perkumpulan negara-negara G7 ini juga tengah melobi negara India dan China sebagai pengimpor minyak Rusia terbesar, untuk ikut membatasi impor minyaknya.

Anggota G7 Sepakat Batasi Harga Minyak Rusia (FOTO:MNC Media)

IDXChannel - Anggota negara-negara maju yakni G7 tengah mengupayakan pembatasan harga minyak Rusia.

Hal tersebut guna melumpuhkan Moskow dalam mendanai invasinya ke Ukraina. Kelompok negara G7 ini juga berusaha menggaet beberapa negara lainnya untuk ikut dalam rencana ini. 

“Koalisi harus lebih luas, dan ini adalah fase diplomatik yang dilakukan (negosiator),” kata seorang pejabat Eropa sebagaimana dikutip dari Sindonews, Selasa (13/9/2022). 

Dalam anggota G7 turut andil yakni AS, Jepang, Jerman, Inggris, Perancis, Italia, Kanada, dan Uni Eropa dalam menyiapkan rencana untuk menekan pendapatan yang diterima Kremlin dari penjualan minyak mentah. 

Perkumpulan negara-negara G7 ini juga tengah melobi negara India dan China sebagai pengimpor minyak Rusia terbesar, untuk ikut membatasi impor minyaknya. Namun, keduanya belum mengutarakan keterlibatan mereka terhadap pembatasan harga ini. 

Keterlibatan mereka ini dapat menjadi penentu bagi negara-negara Barat untuk menetapkan harga. Namun, sekalipun India dan China tidak bergabung, pembatasan tetap dapat membantu menekan harga untuk negara Asia dan konsumen lainnya. 

“Terlalu dini untuk mulai membahas harga sebelum koalisi tertentu,” ucap seorang pejabat senior Departemen Keuangan dikutip dari Sindonews, Selasa (13/9/2022). 

Kendati demikian, dalam laporan Reuters pada Senin (12/9/2022), ClearView Energy Partners yang berbasis di Washington mengatakan bahwa para pejabat G7 telah menetapkan kisaran harga minyak mentah yakni sekitar USD40-USD60 per barel. 

Lebih lanjut, para pimpinan asing dan pejabat keuangan akan melakukan agenda pertemuan dalam dua bulan ke depan, yakni bersama Majelis Umum PBB di New York, Dana Moneter Internasional (IMF), Bank Dunia di Washington, dan KTT multilateral di luar negeri. Pembahasan rencana ini diharapkan dapat berlanjut dalam KTT di Bali, Indonesia pada pertengahan bulan November mendatang. 

Sementara itu, terdapat potensi timbal balik Rusia terhadap rencana pembatasan ini. Para analis khawatir Vladimir Putin bisa saja menahan ekspor ke negara-negara yang memberlakukan pembatasan tersebut. Sehngga, khawatirnya hal ini memicu pasar minyak mengalami kenaikan sebelum bulan Desember. 

“Kekhawatiran terbesar saya adalah saya pikir Putin akan membuatnya sangat, sangat menyakitkan dalam perjalanan menuju bulan Desember,” Helima Croft, kepala strategi komoditas global di RBC Capital Markets, dilansir dari Reuters edisi Senin (12/9/2022).

(Penulis Ribka C Magang idxchannel.com)

(SAN)

SHARE