ECONOMICS

Anindya Bakrie Terpilih Jadi Ketum Kadin Hasil Munaslub, Ini Respons Produsen Tekstil

Tangguh Yudha 15/09/2024 11:30 WIB

Ketua Umum Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filamen Indonesia (APSyFI) Redma Gita Wirawasta mengatakan, pihaknya mendukung penuh hasil Munaslub tersebut.

Anindya Bakrie Terpilih Jadi Ketum Kadin Hasil Munaslub, Ini Respons Produsen Tekstil. (Foto MNC Media)

IDXChannel - Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Kadin Indonesia tahun 2024 menetapkan Anindya Novyan Bakrie sebagai Ketua Umum Kadin Indonesia periode 2024-2029, menggantikan Arsjad Rasjid. Sektor tekstil dan produk tekstil (TPT) pun memberikan respons.

Ketua Umum Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filamen Indonesia (APSyFI) Redma Gita Wirawasta mengatakan, pihaknya mendukung penuh hasil Munaslub tersebut. Menurutnya, kondisi dunia usaha khususnya sektor manufaktur harus segera disikapi dan perlu langkah perbaikan.

Menurut dia, di tengah tekanan kondisi perekonomian bangsa, peran dunia usaha sangat penting untuk memberi masukan kepada pemerintah mendatang. Bukan hanya sekadar menyampaikan, tapi memastikan bahwa masukan didengar, dikaji dan diimplementasikan.

"Meski pasar dunia sedang terkoreksi, kita masih punya pasar domestik untuk tetap bisa tumbuh, Kadin diperlukan untuk mengkoordinasikan sejumlah permasalahan antar sektor dan melakukan langkah agar bisa mengoptimalkan pasar domestik untuk kepentingan industri kita," katanya dalam keterangan pers di Jakarta, Minggu (15/9/2024).

Redma menegaskan, sektor manufaktur yang saat ini dalam tren PHK termasuk TPT di dalamnya sangat penting untuk segera diselamatkan agar ekonomi Indonesia terhindar dari jurang krisis. Bukan tanpa alasan, mengingat sektor ini juga punya peran dalam menyerap tenaga kerja.

“Karena sektor manufaktur ini selain berfungsi sebagai penghasil devisa dan pemenuhan kebutuhan domestik juga berfungsi sebagai jaring pengaman sosial ekonomi sebagai sektor yang saat ini menyerap 18,82 juta tenaga kerja,” tuturnya.

Menurut Redma, yang dalam kepengurusan Kadin Indonesia sebelumnya juga sebagai Ketua Komite Industri Pengolahan Lainnya di bawah WKU Asosiasi dan Himpunan, untuk mengejar pertumbuhan ekonomi 8 persen, maka diperlukan pertumbuhan industri pengolahan di atas 10 persen dengan kontribusi terhadap PDB sekitar 25 persen.

“Saya kira kita semua paham hitung-hitungan ini dan tantangan Kadin ke depan memperjuangkan itu, jangan sampai kinerja manufaktur jeblok lagi dengan pertumbuhan hanya 4 persen bahkan di bawah pertumbuhan ekonomi," kata Redma.

“Pastinya Mas Anin sudah sangat paham permasalahan-permasalahan dunia usaha, dan sebagai Asosiasi di bawah naungan Kadin, sektor TPT siap berjuang bersama untuk mewujudkannya,” katanya.

(Dhera Arizona)

SHARE