Antisipasi Gempa Bumi, BMKG Janji Kerahkan Sumber Daya Penuh ke KTT ASEAN
BMKG akan menempatkan sejumlah peralatan untuk memonitor dan mendeteksi dini potensi gempa dan tsunami.
IDXChannel - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memastikan komitmennya dalam menyukseskan penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN Ke-42 di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Komitmen itu, diantaranya, diwujudkan dengan pengerahan seluruh sumber daya guna mengantisipasi berbagai potensi gangguan yang berada dalam ranah kerja BMKG.
"Setelah KTT ke-17 G20, Moto GP Mandalika dan F1 Powerboat, maka kali ini BMKG juga akan berkontribusi dalam perhelatan KTT ASEAN 2023. Persiapan terus dilakukan agar event tersebut berjalan dengan baik, lancar, dan sukses," ujar Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, Minggu (30/4/2023).
Menurut Dwikorita, pihaknya bakal bersiaga penuh di lokasi pelaksanaan KTT ASEAN, di Labuan Bajo, mulai Selasa (9/5/2023) sampai Kamis (11/5/2023).
Dijelaskannya, sudah ada sejumlah rencana yang bakal disusun pada perhelatan tersebut. Seperti, misalnya, melakukan pembaharuan informasi cuaca, iklim, dan gempa bumi di seluruh lokasi acara.
BMKG akan menempatkan sejumlah peralatan untuk memonitor dan mendeteksi dini potensi gempa dan tsunami, beserta Sistem Peringatan Dini Potensi Karhutla, Cuaca Ekstrem Gelombang Ekstrem serta Potensi Tsunami di seluruh wilayah KTT ASEAN*
"Secara khusus, BMKG juga menyediakan informasi cuaca strategis untuk mendukung keselamatan transportasi para Kepala Negara ASEAN maupun seluruh delegasi negara yang hadir di Indonesia," tutur Dwikorita.
Selain itu, lanjut Dwikorita, BMKG menyiagakan 14 Stasiun BMKG di seluruh Propinsi NTT dengan didukung sistem dari Pusat dan 190 Stasiun BMKG yang dilengkapi dengan 40 radar yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Dengan begitu, data dan informasi yang dihasilkan akan semakin cepat, tepat, dan akurat.
"BMKG bersama institusi lain seperti BNPB, BRIN, TNI/Polri, dan Pemerintah Daerah setempat juga menyiapkan rencana tanggap darurat jika sewaktu-waktu terjadi bencana alam seperti gempa bumi dan tsunami. Mengingat Labuan Bajo sendiri adalah wilayah rawan tsunami dan tempat penyelenggaraan KTT ASEAN di pinggir laut dan dekat dengan perairan," tegas Dwikorita. (TSA)