ECONOMICS

Apindo Minta Kebijakan Zero ODOL Ditunda Hingga 2025

Azhfar Muhammad 23/02/2022 18:27 WIB

Apindo minta kebijakan penerapan bebas truk kelebihan muatan dan dimensi (over dimension overload) atau ODOL ditunda hingga 2025.

Apindo minta kebijakan penerapan bebas truk kelebihan muatan dan dimensi (over dimension overload) atau ODOL ditunda hingga 2025. (Foto: MNC Media)

IDXChannel —  Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) telah mengusulkan  kebijakan penerapan bebas truk kelebihan muatan dan dimensi (over dimension overload atau ODOL) diundur yang awalnya akan diterapkan  tahun 2023 menjadi 2025.

Ketua Umum Apindo Hariyadi Sukamdani mengatakan penerapan zero ODOL di tahun 2023   akan sangat berat diterapkan bagi sejumlah pengusaha khususnya  di masa pandemi yang masih banyak terdampak.

“Kita pada dasarnya  kita bukan menolak kita mendukung ya dengan kebijakan odol untuk menertibkan truk bermuatam besar itu. Namun kan sekarang masih di situasi  pandemi Covid-19 dan dari apa yang kami dengar dari pelaku transportasi dan juga dari pengguna jasa truknya mereka sangat dirugikan,” kata Ketua Umum Apindo Hariyadi Sukamdani saat dihubungi MNC PORTAL, Rabu (23/2/2022). 

Apindo menyatakan kondisi dan biaya logistik akan sangat naik dan meminta waktu untuk kebijakan zero odol ini diundur paling tidak dua tahun pada  2025.

“Ya kita dari pengusaha meminta waktu kami usul kebijakan zero odol ini diundur paling tidak dua tahun atau di Tahun 2025, sampai pandemi ini selesai dan mereda, ” tambahnya. 

Tak hanya itu, Pihak  Apindo meminta Pemerintah untuk  mengusulkan skema bantuan dan insentif dalam skema khusus dalam memberikan subsidi.

“Agar supaya harga tarif terjangkau, sehingga pelaku usaha ini juga tidak terlalu dibebankan, kami usulkan dana insentif ini diusahakan atau diambil dari alokasi yang biayanya perbaikan jalan. Untuk insentif sendiri tujuannya adalah untuk mengurangi dan mengurangi kecelakaan, mengurangi biaya perawatan jalan,” tambahnya.

Kedepan, setelah adanya insentif diharapkan dapat dilakukan konversi  untuk beban tertentu untuk bisa dibuat  lebih aman,  karena ada alokasi dana cukup besar yang harus dikeluarkan pengusaha untuk peremajaan truk dan investasi truk baru. 

“Kenapa mundurnya 2025 karena pandemi ininya diproyeksikan dua tahun, dan situasinya belum bagus. Mungkin kalau gak ada pademi dah jalan aja dan skemanya itu harus dipertimbangkan agar kendaraan yang ideal bisa lebih terjangkau,” pungkasnya.  (TIA)

SHARE