Apindo Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi 2024 di Kisaran 4,8 hingga 5,2 Persen
Apindo memproyeksikan kondisi ekonomi 2024 relatif resilien di tengah ketidakpastian global. Pertumbuhan ekonomi 2024 pun diproyeksi di kisaran 4,8-5,2%.
IDXChannel - Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) memproyeksikan kondisi ekonomi 2024 relatif resilien di tengah ketidakpastian global. Sehingga pertumbuhan ekonomi di kisaran 5% diperkirakan dapat dipertahankan pada 2023.
Ketua Umum Apindo, Shinta Widjaja mengatakan, proyeksi itu berdasarkan analisa data pertumbuhan kuartal yang menunjukkan performa ekonomi yang relatif kuat melampaui 5% pada QI dan Q2, masing-masing sebesar 5,03% dan 5,17%.
Meskipun terjadi perlambatan pertumbuhan pada Q3 sebesar 4,94%, pertumbuhan pada kuartal penutup diprediksi akan mampu menopang proyeksi pertumbuhan di atas 5% untuk keseluruhan 2023 (yoy) melalui percepatan belanja pemerintah. Sementara pada 2024, APINDO memperkirakan pertumbuhan ekonomi berada dalam rentang 4,80% (yoy) hingga 5,20% (yoy).
Shinta menjelaskan, proyeksi rentang pertumbuhan terendah yang melemah di bawah level 5% disebabkan faktor tren perlambatan ekonomi global akibat situasi geopolitik, inflasi dan suku bunga yang masih tinggi.
"Suku bunga kredit di Indonesia yang tinggi turut berkontribusi pada perlambatan pertumbuhan ekonomi, sejalan dengan meningkatnya biaya operasional pelaku usaha," ujar Shinta dalam konferensi pers di Kantor Apindo Jakarta, Kamis (21/12/2023).
Selain itu, Shinta menjelaskan, pada tahun depan sektor dengan kontribusi PDB terbesar (leading sectors) akan kembali didominasi oleh sektor industri pengolahan, pertanian, perdagangan, pertambangan dan konstruksi, di mana setiap sektor tersebut diproyeksikan akan menguasai >10% porsi distribusi dalam PDB tahun 2024.
Sektor manufaktur juga masih akan terus berada di level ekspansif, sedangkan transportasi dan pergudangan sektor akomodasi-makan minum akan menjadi sektor dengan laju pertumbuhan terpesat.
"Sektor pariwisata diprediksi dapat merealisasikan target untuk berkontribusi 4,5% dari PDB nasional seiring dengan peningkatan mobilitas kunjungan wisatawan nusantara maupun mancanegara," lanjutnya.
Sementara, inflasi tahun 2024 diperkirakan akan terjaga di kisaran 3,0%, sedangkan nilai tukar Rupiah terhadap USD tahun 2024 berada di kisaran 15,100-15,600 per dollar USD. Proyeksi penguatan didasarkan pada perkiraan inflasi yang terkendali dan kebijakan moneter BI tahun 2024 untuk berfokus pada pro-stability.
Namun, tren higher for longer yang bertahan sampai pertengahan tahun 2024 masih memungkinkan tergerusnya nilai tukar hingga di atas Rp 15,500.
Realisasi APBN menjadi pendorong (driver) yang signifikan untuk pertumbuhan ekonomi 2024. Tetapi investasi dan kinerja ekspor tahun 2024 kurang baik yang disebabkan pelemahan realisasi investasi di tahun politik, perkembangan ekspor Indonesia yang turun, perlambatan kinerja perdagangan dan penurunan harga komoditas unggulan Indonesia di pasar global.
"Melalui alokasi dana yang tepat pada sektor strategis, APBN dapat menjadi instrumen penting memicu investasi, meningkatkan produktivitas, dan menciptakan lapangan kerja," sambungnya.
Sejumlah tantangan dan kondisi perekonomian yang dihadapi di antaranya disumbangkan faktor total saving (tabungan bruto) hanya 39% dari PDB dan total kapitalisasi pasar modal hanya 49% dari PDB.
Dengan Investment Capital Output Ratio (ICOR) yang tinggi di angka 7,6 (2023), pertumbuhan ekonomi yang jauh melampaui 5% tidak akan dapat tercapai. Jika target pertumbuhan 6%, maka dibutuhkan rasio investasi terhadap PDB sekitar 36%.
(FRI)