APPBI Andalkan Libur Panjang Nataru untuk Kejar Target Penjualan 2025
Sektor ritel Indonesia tengah memasuki periode emas. Hal itu terlihat dari lonjakan kunjungan ke pusat perbelanjaan, seiring dimulainya peak season.
IDXChannel - Sektor ritel Indonesia tengah memasuki periode emas. Hal itu terlihat dari lonjakan kunjungan ke pusat perbelanjaan, seiring dimulainya peak season menjelang libur panjang Natal dan Tahun Baru 2026 (Nataru).
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Alphonzus Widjaja mengatakan, tingkat kunjungan ke pusat perbelanjaan sudah mulai meningkat. Bahkan, diperkirakan terus bertumbuh karena memasuki masa peak season kedua penjualan ritel, setelah Ramadan-Idulfitri.
Menurutnya, kinerja positif ini diperkuat oleh fenomena konser, libur akhir tahun, dan meningkatnya wisata domestik. Pergerakan masyarakat, baik untuk tujuan wisata maupun mudik, secara langsung berdampak positif pada industri ritel.
"Tingkat kunjungan ke pusat perbelanjaan akan mulai meningkat sehubungan industri usaha ritel di Indonesia mulai memasuki periode menjelang Natal dan Tahun Baru yang mana sebagaimana biasanya adalah merupakan peak season kedua penjualan ritel di Indonesia setelah Ramadan-Idulfitri," ujarnya kepada IDXChannel, Kamis (27/11/2025).
Momentum ini, kata dia, ditambah dengan tingginya minat masyarakat pada investasi emas dan gaya hidup (lifestyle), menciptakan ekspektasi positif terhadap konsumsi masyarakat hingga awal tahun depan.
Menurut Alphonzus, aktivitas ekonomi yang menggeliat pada kuartal IV-2025 ini merupakan kesempatan terakhir bagi peritel untuk mendongkrak penjualan dan menentukan kinerja sepanjang 2025.
Meskipun kondisi global tidak kondusif, Alphonzus menilai pertumbuhan ritel didukung oleh faktor fundamental Indonesia sebagai pasar yang besar dan stabil. Selain itu, gaya hidup masyarakat, terutama di kota besar, menjadi pendorong kuat terhadap permintaan barang.
"Faktor lain yang sangat memengaruhi juga adalah gaya hidup (lifestyle) masyarakat terutama di kota-kota besar seperti Jakarta. Gaya hidup (lifestyle) telah menjadi salah satu pendorong yang kuat dalam peningkatan antusiasme terhadap permintaan barang dengan merek-merek baru di Indonesia," kata dia.
Hal menarik lain adalah minat masyarakat pada investasi emas. Sejalan dengan data tingginya minat investasi emas, pusat perbelanjaan tidak hanya mengalami peningkatan trafik kunjungan ke toko perhiasan, tetapi juga terjadi peningkatan permintaan ruang sewa untuk membuka toko perhiasan baru.
"Ya benar demikian, bukan hanya terjadi peningkatan kunjungan ke toko-toko perhiasan tetapi juga terjadi peningkatan permintaan ruang sewa untuk membuka toko-toko perhiasan di pusat perbelanjaan," ujar Alphonzus.
Lebih lanjut dia menyampaikan, pusat perbelanjaan juga berkolaborasi dengan pemerintah untuk memastikan optimalisasi belanja. Dalam hal ini, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian secara aktif mengoordinasikan berbagai program kegiatan penjualan melalui asosiasi dengan Kementerian dan Lembaga terkait, termasuk Pemerintah Daerah, untuk memastikan pencapaian kinerja penjualan ritel yang maksimal.
Mengenai peluang bagi UMKM, ujar dia, APPBI melihat pusat perbelanjaan akan berfungsi sebagai tempat pembelajaran untuk meningkatkan kapasitas UMKM dalam berbagai aspek ritel, membantu mereka menembus pasar ekspor yang menuntut kemampuan ritel lebih tinggi.
Momentum kuat kuartal IV-2025 diperkirakan akan berlanjut. Alphonzus menekankan, kuartal IV-2025 dan kuartal I-2026 adalah periode penting. Kuartal I-2026 adalah peak season pertama dan menjadi pembuka periode penjualan ritel tahunan.
"Demikian juga dengan kuartal I-2026 adalah merupakan peak season pertama dan menjadi pembuka periode penjualan ritel pada awal 2026 di Indonesia yang mana nantinya akan berpengaruh ataupun berdampak serta akan menentukan terhadap pencapaian kinerja secara keseluruhan tahun 2026," ujar Alphonzus.
(Dhera Arizona)