AS Resmi Tanda Tangan Kontrak Rp14 Triliun untuk Obat Covid-19 Sotrovimab GSK-Vir
Amerika Serikat memesan total 750 ribu obat yang akan didistribusikan secara global tanpa menentukan berapa banyak dosis pengobatan, sotrovimab
IDXChannel – Amerika Serikat telah menandatangani kontrak senilai USD1 miliar atau sekitar Rp14 triliun untuk pengobatan Covid-19 berbasis Antibodi dari GlaxoSmithKline (GSK) dari Inggris dan Vir Biotechnology yang berbasis di AS.
Hal tersebut dilakukan ketika negara lain masih berusaha untuk mengamankan opsi yang menjanjikan di luar vaksin.
Seperti dilansir dari Channel News Asia (CNA), Rabu (17/11/2021) Amerika Serikat memesan total 750 ribu obat yang akan didistribusikan secara global tanpa menentukan berapa banyak dosis pengobatan, sotrovimab, yang telah didaftarkan oleh pemerintah AS.
Namun, kesepakatan publik lainnya untuk obat tersebut termasuk diantaranya 10.000 dosis untuk Kanada dan 220.000 dosis untuk Uni Eropa. Nilai dari pesanan tersebut belum bisa dipastikan.
Menurut keterangan dari GSK dan Vir menyatakan bahwa pengiriman obat AS, bermerek Xevudy, diharapkan akan tiba pada tanggal 17 Desember 2021 mendatang. Pemerintah juga akan memiliki opsi untuk membeli lebih banyak dosis hingga Maret 2022.
Berbeda halnya dengan pil antivirus Pfizer yang mengklaim menawarkan opsi untuk menahan infeksi dan menyelamatkan nyawa, Sotrovimab GSK-Vir telah terbukti ampuh untuk mengurangi resiko penularan Covid-19 hingga 79 persen dalam uji coba.
Kelebihan lain dari Antibodi GSK-Vir lainnya yaitu dapat diberikan melalui infus tidak seperti pilihan oral dari Merck dan Pfizer. Selain itu, GSK-Vir termasuk obat yang disebut antibody monoklonal yang merupakan senyawa yang dihasilkan laboratorium yang meniru sistem pertahanan alami tubuh.
Terapi ini disahkan untuk penggunaan darurat di Amerika Serikat pada Mei untuk mencegah kasus Covid-19 ringan hingga berat. Regulator Eropa telah memberikan lampu hijau untuk digunakan oleh negara-negara anggota, meskipun persetujuan di seluruh UE masih tertunda.
“Mengingat bukti yang terus berlanjut, yang menunjukkan kemampuannya untuk mempertahankan aktivitas terhadap varian kekhawatiran yang beredar, termasuk Delta, kami yakin sotrovimab akan terus menjadi penting,” kata Kepala Eksekutif Vir, George Scangos.
Produk serupa ditawarkan atau sedang dikembangkan oleh Eli Lilly, Regeneron, AstraZeneca dan Celltrion. Bulan lalu, otoritas AS mengatakan pemerintah akan mengontrol distribusi sotrovimab di negara itu.
(SANDY)