ECONOMICS

AS Setujui Potensi Penjualan 40 Meriam ke Taiwan Senilai Rp10,75 Triliun

Ahmad Islamy 05/08/2021 10:50 WIB

Transaksi alutsista di era pemerintahan Presiden Donald Trump itu dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan militer Taiwan dan mencegah invasi China.

AS Setujui Potensi Penjualan 40 Meriam ke Taiwan Senilai Rp10,75 Triliun (FOTO:MNC Media)

IDXChannel – Departemen Luar Negeri (Deplu) AS menyetujui potensi penjualan 40 meriam Howitzer yang menggunakan sistem artileri medan (armed) jenis self-propelled medium 155mm M109A6 ke Taiwan. Rencana penjualan itu tertuang dalam kesepakatan senilai hingga 750 juta dolar AS (Rp10,75 triliun).  

Kesepakatan itu tercapai menyusul serangkaian penjualan senjata AS lainnya ke Taiwan tahun lalu, yang antara lain mencakup sejumlah drone dan pertahanan rudal pantai. Transaksi alutsista di era pemerintahan Presiden Donald Trump itu dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan militer Taiwan dan mencegah invasi China.  

Pemerintahan AS di bawah Presiden Joe Biden juga telah menyetujui penjualan senjata komersial langsung lainnya ke negara pulau itu sejak menjabat pada 20 Januari lalu. 

Departemen Pertahanan AS (Pentagon) pada Rabu (4/8/2021) menyatakan, paket penjualan yang disepakati kali ini tak hanya berupa puluhan howitzer, melainkan juga 1.698 kit panduan presisi untuk amunisi, suku cadang, dan pengadaan stasiun darat. Selain itu, paket itu juga memasukkan program pelatihan dan upgrade untuk howitzer-howitzer generasi sebelumnya yang dimiliki Taiwan. 

Badan Kerja Sama Keamanan Pertahanan Pentagon memberi tahu Kongres AS tentang kemungkinan penjualan itu pada Rabu waktu setempat. 

Sementara itu, Kementerian Pertahanan Taiwan mengungkapkan terima kasih kepada Pemerintah AS. Dalam sebuah pernyataan yang dirilis pada Kamis (5/8/2021) ini, kementerian itu menyatakan, penjualan alutsista itu akan membantu pasukan darat negara pulau itu meningkatkan kapasitas untuk reaksi cepat dan dukungan tembakan. 

Kemhan Taiwan juga menyebut dukungan senjata AS yang berkelanjutan sebagai dasar untuk menjaga stabilitas regional (Asia Timur). 

Seperti kebanyakan negara, Amerika Serikat sebenarnya tidak memiliki hubungan diplomatik formal dengan Taiwan. Akan tetapi, Washington DC memiliki kewajiban hukum untuk menyediakan sarana mempertahankan diri bagi pulau yang diklaim China itu. AS juga menjadi pendukung internasional paling penting bagi Taiwan. 

Meski telah disetujui oleh Deplu AS, pengumuman tersebut tak lantas menjadi bukti bahwa kontrak penjualan senjata itu telah ditandatangani atau bahwa negosiasi telah selesai. Pentagon mengatakan, BAE Systems Plc adalah kontraktor utama untuk penjualan senjata tersebut.

(SANDY)

SHARE