Atasi PMK, Pedagang Hewan Kurban Siapkan Ruang Karantina Khusus
Para pedagang juga dilanda kekhawatiran soal meluasnya penyakit mulut dan kuku (PMK) di Indonesia.
IDXChannel - Para pedagang juga dilanda kekhawatiran soal meluasnya penyakit mulut dan kuku (PMK) di Indonesia. Atas alasan itu pula, mereka pun mempersiapkan ruang khusus guna mengarantina hewan kurban yang datang dari Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Tindakan ini dilakukan oleh penjual hewan kurban Bli Sapi Cakung Jakarta Timur dengan memisahkan kandang kepada sapi yang baru tiba di tempat penjualannya.
Pengawas Lapak Hewan Qurban Bli Sapi, Imam Santoso menjelaskan keputusan ini dilakukan guna menghindari persebaran virus PMK yang tengah marak menimpa sejumlah hewan ternak menjelang Idul Adha nanti.
"Kita Alhamdulillah dari sapi mulai datang kita sudah siapkan kandang, karena wabah PMK yang begitu banyak di Jawa Tengah dan Jawa Timur, kita siapakah dulu ruang karantina," tutur Imam kepada wartawan, Selasa (5/7/2022).
Menurut Imam, kontrol ketat kedatangan sapi ini dilakukan selama dua minggu semenjak kedatangannya dari luar DKI Jakarta. Selain dikarantina, lanjut Imam, sapi-sapi tersebut dilakukan pengecekan secara berkala.
"Setelah 14 hari dikarantina, baru kita lakukan pemindahan ke kandang utama," ujar Imam.
Dalam melakukan pengecekan, Imam mengungkapkan melakukan penyuntikan vitamin dan obat penambah nafsu makan guna meningkatkan kualitas sapi-sapi kiriman tersebut.
"Kalau baru datang, kita langsung suntik dengan vitamin, kita suntik dengan obat nafsu makan, perawatan seperti biasa. Petugas kami juga setiap harinya melalukan penyemprotan disenfektan di wilayah ruang karantina," katanya.
Berkat sistem karantina mandiri, Imam mengaku, penjualan hewan kurban Bli Sapi tetap terjaga hingga saat ini.
"Total sapi 301, dan Alhamdulillah yang sudah terjual 250 ya, jadi sisa 45 ekor ya, semua sapi Bali," tutur Imam.
Sebelumnya, pemilik Bli Sapi, Dudut Adianto mengaku mendapatkan limpahan kustomer baru di saat mewabahnya virus PMK.
"Justru kita dapat limpahan konsumen baru atau pelanggan baru, karena banyak yang tidak buka lapak, mereka karena khawatir PMK," jelas Dudut di lapaknya Cakung, Jakarta Timur.
Namun meski pesanan meningkat, Dudut mengaku kewalahan dengan stok hewan kurban yang dimilikinya. Hal ini dikarenakan pasokan hewan kurban dari daerah yang diambilnya di Bali, dibatasi pemerintah.
"Kita berpengaruh malah ketersediaan di stok, karena ada pembatasan lewat daerah, di Bali sudah tidak bisa kirim hewan lagi saat ini," katanya.
Karena kekurangan stok hewan kurban, Dudut mengatakan dirinya secara terpaksa mengubah kisaran harga jual yang melesat naik hingga puluhan persen.
"Harga juga otomatis naik, bisa sampai 20 persen perhitungannya," terang Dudut. (TYO)