ECONOMICS

Awal 2025, Penebusan Pupuk Bersubsidi Capai 27.092 Transaksi

Suparjo Ramalan 05/01/2025 09:54 WIB

PT Pupuk Indonesia (Persero) mencatat penebusan pupuk bersubsidi oleh petani pada awal tahun ini sebanyak 27.092 transaksi.

Petani menggunakan pupuk bersubsidi untuk menyuburkan tanaman di sawah (ilustrasi). (Foto: Arsip)

IDXChannelPT Pupuk Indonesia (Persero) mencatat penebusan pupuk bersubsidi oleh petani pada awal tahun ini sebanyak 27.092 transaksi. Data itu dihimpun berdasarkan transaksi pada 1-3 Januari 2025. 

Adapun jumlah pupuk yang ditebus mencapai 7.536 ton. Perinciannya, pupuk urea sebanyak 4.532 ton, pupuk NPK 2.966 ton, pupuk NPK Formula Khusus 16,7 ton, dan pupuk organik 20,8 ton.

Direktur Pemasaran Pupuk Indonesia, Tri Wahyudi Saleh, memastikan penyaluran pupuk subsidi diperuntukkan bagi petani terdaftar pada rencana definitif kebutuhan kelompok (RDKK), dengan subsektor tanaman pangan (padi, jagung, kedelai), hortikultura (cabai, bawang merah, bawang putih), serta perkebunan (tebu rakyat, kakao, kopi).

"Kami menyambut baik kegiatan penebusan di awal tahun 2025, karena kegiatan ini dapat ini Kami harapkan dapat mendukung dalam mewujudkan swasembada pangan nasional," ujar Tri Wahyudi, Minggu (5/1/2025). 

Menurut dia, penebusan pupuk bersubsidi pada awal tahun ini adalah bentuk dukungan pemerintah. Hal itu semakin terlihat pascapenyederhanaan skema penebusan yang diinstruksikan menteri pertanian.

"Kami sampaikan sesuai janji pemerintah mulai 1 Januari 2025, Pupuk Indonesia siap menyalurkan pupuk bersubsidi dan benar pada pukul 00.00 detik ke 22 itu ada petani dari Kecamatan Sukadana, Lampung Timur, melakukan penebusan," ujarnya. 

"Kemudian dari Serdang Bedagai (Sumatera Utara), totalnya ada 10 petani yang bertransaksi pada malam Tahun Baru. Jadi alhamdulillah, petani sudah bisa menebus pupuk bersubsidi pada 1 Januari 2025," kata dia. 

Berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian RI Nomor 644/KPTS/SR.310/M.11/2024, pemerintah menetapkan alokasi pupuk bersubsidi sebesar 9,5 juta ton. Alokasi tersebut terbagi menjadi Urea 4,6 juta ton, NPK 4,2 juta ton, NPK Kakao 147.798 ton, dan organik 500.000 ton.

(Ahmad Islamy Jamil)

SHARE