ECONOMICS

Bahlil Akui Realisasi Investasi Belum Sebanding dengan Penyerapan Tenaga Kerja

Iqbal Dwi Purnama 26/01/2024 15:09 WIB

Menteri Investasi Bahlil Lahadalia mengakui saat ini penciptaan lapangan kerja belum berbanding lurus dengan realisasi investasi yang masuk. 

Bahlil Akui Realisasi Investasi Belum Sebanding dengan Penyerapan Tenaga Kerja. Foto: MNC Media.

IDXChannel - Menteri Investasi Bahlil Lahadalia mengakui saat ini penciptaan lapangan kerja belum berbanding lurus dengan realisasi investasi yang masuk. 

Bahlil melaporkan, sepanjang 2023 total realisasi invetasi di Indonesia tembus Rp1.418,9 triliun, dengan total serapan kerja sebanyak 1,8 juta orang. Menurutnya, besaran investasi itu banyak masuk ke industri padat modal, sehingga kurang banyak menyerap tenaga kerja. 

"Tenaga kerja, kita kan cari investasi harapannya tenaga kerja, namun memang harus saya akui bahwa penciptaan lapangan pekerjaan belum berbanding lurus dengan realisasi invetasi," ujar Bahlil dalam laporan invetasi tahun 2023 dikutip Rabu (25/1/2024).

Meski demikian, Bahlil menganggap salah satu instrumen untuk meningkatkan pendapatan per kapita masyarakat Indonesia dengan menarik investasi ke sektor padat modal. Sebab industri-industri tersebut menghasilkan barang jual dengan harga yang tinggi. 

Sehingga harapannya, karyawan yang bekerja di industri tersebut punya kesejahteraan yang lebih baik, ketimbang bekerja di industri padat karya. 

"Kalau Kita mengandalkan padat karya, sampai ayam tumbuh gigi pun negara kita tidak akan maju, karena padat karya itu, mohon maaf, gajinya terukur, tetapi kalau orang kerja di industri, pasti penciptaan lapangan kerja dengan upah yang cukup layak, itu cara kita untuk  mendorong GDP kita bisa di atas Rp10 ribu," jelas Bahlil. 

"Kalau kita hanya menciptakan lapangan pekerjaan dengan gaji Rp3 juta, Rp4 juta bagaimana pendapatan perkapita bisa naik, instrumennya harus hilirisasi," sambungnya. 

Sehingga, menurutnya, saat ini yang perlu dibenahi adalah standar kualitas SDM Indonesia yang harus bisa mengikuti kebutuhan industsi. Sehingga mempunyai skill yang sesuai dengan permintaan tenaga kerja industri-industri padat modal. 

"Makanya kita ke depannya harus bisa meng-upgrade skill para pencari kerja," pungkas Bahlil. 

(NIA)

SHARE