Bahlil Heran Bank Enggan Danai Proyek Hilirisasi: Padahal Ini Investasi Bagus Sekali
Bahlil pun menyinggung perbankan nasional yang menurutnya masih enggan membiayai pembangunan industri pertambangan.
IDXChannel - Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia menegaskan, hilirisasi adalah salah satu kata kunci untuk mendorong Indonesia yang saat ini berstatus negara berkembang menjadi negara maju dengan pendapatan per kapita di atas USD10 ribu per kapita.
Menurutnya, hilirisasi tidak hanya dimaknai pada satu sektor saja. Sebab, jika bicara energi hijau termasuk industri hijau, maka hampir seluruh dunia melakukan hal yang sama.
Bahlil pun buka suara mengenai kritikan yang menyebutkan bahwa hilirisisasi hanya dimanfaatkan oleh asing dan bukan orang Indonesia. Bahlil pun menyinggung perbankan nasional yang menurutnya masih enggan membiayai pembangunan industri pertambangan.
Dikatakan Bahlil, sejatinya Izin Usaha Pertambangan (IUP) 80 persen nikel dimiliki oleh orang Indonesia, bukan asing. Namun diakuinya, industri smelternya memang dimiliki oleh asing. Sebab, hanya bank asing yang mau mendukung proyek tersebut.
Padahal, di saat bersamaan, IRR untuk membangun smelter nikel itu titik impasnya (break even point/BEP) hanya 5 sampai 6 tahun dari investasi smelter tersebut.
"Nah pertanyaan saya kenapa perbankan tidak mau melihat ini? Perbankan hanya mau lihat kredit stand by long, padahal ini sangat bagus sekali, mana ada investasi bisnis hanya 5 sampai 6 tahun break even point?" jelasnya di Jakarta, Rabu (25/10/2023).
Jadi, lanjutnya, jika ada yang mengatakan bahwa hasil devisa hilirisasi lebih banyak dimanfaatkan oleh asing, itu tidak benar.
"Yang benarnya karena dia harus kembalikan utang dan bunga karena kredit semua kredit luar negeri tetapi untuk keuangan dan semuanya masuk Indonesia," jelasnya.
Untuk mengatasi hal tersebut, Bahlil pun menyarankan harus adanya kolaborasi antara perbankan nasional dengan investor nasional untuk membangun industri strategi seperti ini.
"Karena itu opportunity bagus sekali," tukasnya.
(YNA)