ECONOMICS

Bank Dunia Prediksi Harga Komoditas Anjlok Tajam pada 2025

Wahyu Dwi Anggoro 30/10/2024 06:57 WIB

Bank Dunia memproyeksikan harga komoditas global jatuh ke level terendah dalam lima tahun pada 2025.

Bank Dunia Prediksi Harga Komoditas Anjlok Tajam pada 2025. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Bank Dunia memproyeksikan harga komoditas global jatuh ke level terendah dalam lima tahun pada 2025.

Dilansir dari AFP pada Rabu (30/10/2024), penurunan tajam tersebut terutama disebabkan kelebihan pasokan minyak yang besar dan permintaan yang lesu dari China.

"Tahun depan, pasokan minyak global diperkirakan akan melampaui permintaan rata-rata 1,2 juta barel per hari," kata Bank Dunia dalam laporan terbarunya tentang pasar komoditas global, sembari menambahkan bahwa angka tersebut hanya pernah dicapai dua kali sebelumnya, yakni pada 1998 dan 2020.

"Kelebihan pasokan minyak begitu besar sehingga kemungkinan akan membatasi dampak harga bahkan dari konflik yang lebih luas di Timur Tengah," kata Bank Dunia.

Di China, permintaan minyak terus mendatar akibat meningkatnya penjualan kendaraan listrik dan perlambatan sektor manufaktur.

Bank Dunia juga memperkirakan beberapa negara yang tidak tergabung dalam Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya (OPEC+) akan meningkatkan produksi mereka tahun depan.

Meskipun terjadi penurunan tajam tahun depan, harga komoditas tetap 30 persen di atas level pra-pandemi.

"Harga komoditas yang turun dan kondisi pasokan yang lebih baik dapat menjadi penyangga terhadap guncangan geopolitik," kata Kepala Ekonom Bank Dunia Indermit Gill dalam sebuah pernyataan.

"Namun, hal itu tidak akan banyak membantu meringankan dampak harga pangan yang tinggi di negara-negara berkembang, di mana inflasi harga pangan dua kali lipat lebih tinggi dari di negara-negara maju," katanya.

Bank Dunia memperkirakan harga pangan akan turun sembilan persen tahun ini, dan empat persen pada 2025. Namun, angkanya akan masih sekitar 25 persen lebih tinggi dari level pra-pandemi.

Sementara itu, harga energi diperkirakan akan turun enam persen tahun depan, dan dua persen pada 2026. (Wahyu Dwi Anggoro)

SHARE