ECONOMICS

Bank Indonesia Resmi Terbitkan SRBI, Begini Respons Pengamat Ekonomi

Dinar Fitra Maghiszha 25/08/2023 19:36 WIB

Dengan penerbitan tersebut, BI berharap dapat mengelola yield obligasi Indonesia dengan lebih baik.

Bank Indonesia Resmi Terbitkan SRBI, Begini Respons Pengamat Ekonomi (foto: MNC media)

IDXChannel - Kalangan pengamat ekonomi merespons positif langkah Bank Indonesia (BI) yang bakal segera menerbitkan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).

Dengan fungsi utama keberadaannya untuk mengelola kurva imbal hasil (yield) obligasi Indonesia, langkah penerbitan SRBI diyakini bakal cukup efektif dalam menarik dana investasi asing masuk ke Indonesia.

"(Kebijakan SRBI akan) Menarik minat investor, terutama investor asing untuk masuk ke obligasi jangka pendek. Tentu ini dalam rangka mendukung (penguatan) cadangan devisa," ujar Ekonom PT Bank Permata Tbk (BNLI), Josua Pardede, Jumat (25/8/2023).

Kebijakan penerbitan SRBI sendiri ditetapkan oleh BI lewat Rapat Dewan Gubernur (RDG), yang digelar Kamis (24/8/2023) lalu.

Dengan penerbitan tersebut, BI berharap dapat mengelola yield obligasi Indonesia dengan lebih baik, sehingga dapat meningkat dari level yang ada saat ini.

Dalam paparannya pasca pelaksanaan RDG, Gubernur BI, Perry Warjiyo, menyebut bahwa keberadaan SRBI bakal berguna sebagai instrumen operasi moneter.

Upaya penerbitan ini juga diyakini dapat mendukung aliran masuk modal asing dalam bentuk portofolio dan optimaliasi aset Surat Berharga Negara (SBN).

SRBI sendiri akan mulai diimplementasikan pada 15 September 2023. Pada tahap awal, SRBI akan diterbitkan pada tenor 6, 9 dan 12 bulan (setelmen T+0), dengan jadwal dan hasil lelang yang akan diumumkan di website BI.

Menurut Josua, langkah penerbitan SRBI sesuai dengan posisi pemerintah yang diyakininya masih akan menjaga cadangan devisa saat ini.

Josua menilai pemerintah belum akan menerbitkan obligasi global (global bond) dengan mempertimbangkan kondisi neraca Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) per Juli 2023 yang masih mencatat surplus 0,72 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).

"Dengan cadangan devisa yang meningkat, penerbitan SRBI dapat mendukung nilai tukar Rupiah di tengah kenaikan imbal hasil UST dan tren penguatan dolar AS," tegas Josua. (TSA)

SHARE