ECONOMICS

Bantah Hoax Stok Kedelai Hanya Cukup Seminggu, Mendag: Aman Sampai 3 Bulan

Advenia Elisabeth/MPI 25/10/2022 15:39 WIB

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau Mendag Zulhas menepis kabar stok kedelai yang disebut Badan Pangan Nasional hanya tersisa untuk tujuh hari.

Bantah Hoax Stok Kedelai Hanya Cukup Seminggu, Mendag: Aman Sampai 3 Bulan. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau Mendag Zulhas menepis kabar stok kedelai yang disebut Badan Pangan Nasional hanya tersisa untuk tujuh hari.  Ia mengatakan, hingga saat ini, stok kedelai dalam negeri masih cukup untuk 3 bulan ke depan. 

"Kedelai stoknya aman, bisa untuk 3 bulan, yang dibilang stoknya seminggu itu hoaks," kata Zulhas di kantor Kementerian Perdagangan, Selasa (25/10/2022).

Kendati demikian ia tetap mengakui bahwa terkait harga kedelai, masih mahal. Hal itu lantaran stok yang ada saat ini merupakan barang hasil kiriman tiga bulan lalu yaitu Juli-Agustus 2022.

"Harga masih (mahal) karena ini kan beli yang lalu, belinya Juli-Agustus 3 bulan, 3 bulan lagi harganya udah mulai turun, tapi kalau kurs naik susah juga," ujarnya.

Meski harga kedelai di Indonesia masih mahal, namun Ketua Umum Partai Amanat Nasional itu menyebut bahwa harga kedelai internasional sudah turun seiring pelemahan nilai tukar atau kurs rupiah terhadap dolar AS.

"Tapi harga internasional sudah turun, jadi yang beli sekarang sampainya 40 hari, jadi 40 hari lagi sudah turun harga dolarnya. Turun sudah, tapi yang hari ini harga beli yang lalu masih mahal," papar Zulhas.

Sebelumnya, Badan Pangan Nasional (BPN) menyebut pasokan kedelai di Indonesia hanya cukup sampai tujuh hari kedepan di tengah ancaman krisis pangan.

Deputi Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan Badan Pangan Nasional I Gusti Astawa meminta pemerintah memperhatikan hal tersebut agar pasoknya terutama bagi perajin tahu dan tempe tak terganggu.

"Kita wajib waspada, kita tidak boleh terpaku pada peribahasa seolah daerah kita ini subur, padahal kondisi riil di lapangan ada daerah yang surplus, dan ada daerah yang defisit. Ini menjadi peran kita bersama," katanya dalam Peluncuran Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) Sulawesi Selatan, beberapa waktu lalu. 

(SLF)

SHARE