Bantu Atasi Indonesia Atasi Perubahan Iklim, Inggris Suntik Modal Rp7 Triliun
Pemerintah Inggris bersepakat menjalin kemitraan bersama Indonesia dalam mengatasi perubahan iklim dengan menanamkan investasi sebesar 350 juta Poundsterling.
IDXChannel - Pemerintah Inggris bersepakat menjalin kemitraan bersama Indonesia dalam mengatasi perubahan iklim dengan menanamkan investasi sebesar 350 juta Poundsterling atau setara Rp7 Triliun kepada Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
Pengumuman kemitraan ini dilaksanakan di acara COP26, Glasgow, Skotlandia pada Rabu 3 November 2021 lalu saat Menteri Inggris untuk Urusan Pasifik dan Lingkungan Hidup Lord Goldsmith mengunjungi paviliun Indonesia di Glasgow bersama Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Alue Dohong.
"Inggris senang dapat bergerak maju dengan kemitraan baru yang menarik senilai 350 juta poundsterling untuk sektor kehutanan dan tata guna lahan guna mendukung ambisi luar biasa Indonesia untuk menjadi carbon net sink pada tahun 2030," kata Direktur Urusan Pembangunan Kedutaan Besar Inggris di Jakarta, Amanda McLoughlin dalam pernyataan resminya, Jumat (5/11/2021).
Kemitraan Indonesia-Inggris mencari cara agar perdagangan dan mata pencaharian di sektor kehutanan dapat mendapat dukungan, sementara lingkungan tetap terlindungi dalam konteks pembangunan berkelanjutan.
Indonesia membawa perspektif sisi penawaran, Inggris membawa perspektif dari sisi permintaan. Koordinasi yang erat dan pertukaran ide tersebut dinilai bakal mendukung Indonesia dalam ambisinya.
"Inggris akan bekerja sama dengan Pemerintah Indonesia dalam menentukan lokasi investasi berdasarkan kebutuhan, berkonsultasi dengan investor dan bisnis, organisasi multilateral dan pemerintah daerah, masyarakat sipil, dan komunitas lokal," tutur pemerintah Inggris dalam siaran pers.
Pemerintah Inggris melalui kedutaan mengatakan bahwa melalui program kemitraan sektor kehutanan yang melibatkan banyak pemangku kepentingan (Multi-stakeholders Forestry Programme/MFP), Indonesia telah mereformasi perdagangan kayu dengan membangun sistem nasional untuk pemantauan kepatuhan dan penelusuran yang dikenal dengan istilah SVLK, beserta audit dan pemantauan pihak ketiga yang dipimpin oleh organisasi masyarakat sipil.
“Inggris menghargai dan berterima kasih atas kerja sama jangka panjang kami dengan Indonesia, dan kami berharap dapat mempertahankannya selama dekade mendatang, yang didukung oleh program baru senilai £350 juta (Rp 7 triliun) yang kami umumkan minggu ini”, ujar Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste Owen Jenkins.
Ke depan, Inggris dan Indonesia bakal bekerja sama meningkatkan mata pencaharian, mempromosikan perdagangan kayu dan produk komoditas yang legal dan berkelanjutan, serta menjaga warisan alam di masa depan.
Menurut pemerintah Inggris, Indonesia adalah negara pertama dan satu-satunya di dunia yang memenuhi syarat untuk akses istimewa ke pasar Uni Eropa senilai USD 1 miliar/tahun dan pasar Inggris senilai GBP 200 juta setahun.
Penerimaan negara dari hasil hutan dan volume perdagangan legal telah meningkat sepuluh kali lipat sejak sistem tersebut diberlakukan, menunjukkan bahwa hal itu menguntungkan masyarakat Indonesia. (NDA)