Bantu Pulihkan Ekonomi RI, Ini Fakta Menarik Lobster
Ada beberapa fakta unik tentang komoditas lobster yang merupakan salah satu komoditas yang telah mampu mendorong pemulihan ekonomi nasional pasca pandemi.
IDXChannel - Ada beberapa fakta unik tentang komoditas lobster yang merupakan salah satu komoditas yang telah mampu mendorong pemulihan ekonomi nasional pasca pandemi Covid-19.
Beberapa tahun terakhir, perusahaan rintisan (startup) yang bergerak di bidang perikanan memiliki eksistensi yang cukup baik.
Salah satu contohnya adalah Aruna Indonesia, bersama Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno, startup tersebut meluncurkan Kampung Wisata dan Budidaya Lobster 'A Lobster Farm' di Pantai Amed, Bali, pada Kamis (6/10).
Berbicara tentang lobster, banyak hal yang masih belum diketahui oleh masyarakat, sehingga cerita tentang komoditas lobster menarik untuk dibicarakan. Dikutip dari berbagai sumber, berikut beberapa fakta menarik tentang komoditas lobster.
1. Harus dikelompokkan sesaat setelah ditangkap
Setelah ditangkap oleh nelayan, lobster biasanya diterima dalam kondisi hidup dan sehat. Selain itu, lobster yang boleh diterima hanyalah lobster yang tidak sedang dalam keadaan bertelur dan undersize.
Setelah itu, hewan yang dulunya sering disebut sebagai kecoa laut ini pun dapat dikelompokkan berdasarkan ukuran dan jenisnya, kemudian ditimbang satu per satu.
Salah satu jenis lobster, yakni crustacea, memiliki harga yang tergolong mahal karena masa pertumbuhannya yang cukup lambat. Kuantitas makan lobster crustacea ini cenderung banyak, tetapi tetap saja mudah terkena penyakit. Ketika dibudidaya, cara pengambilan telurnya juga sulit karena tubuhnya yang bersegmen.
2. Bisa dibius
Packing lobster tidak boleh asal penuh dan padat. Salah-salah, lobster bisa kehabisan oksigen dan mati di tengah perjalanan. Namun, harus diingat bahwa lobster yang hendak diproses sebaiknya dibius terlebih dahulu.
Caranya adalah dengan meletakkan bongkahan es di setiap sudut styrofoam. Es batu dengan dingin 15-20°C berfungsi sebagai obat bius yang menghambat metabolisme tubuh lobster.
Bius akan bekerja dalam waktu 10-13 menit untuk lobster kecil dan 13-15 menit untuk lobster besar. Perlahan, lobster akan bergerak lambat dan bahkan cenderung diam.
Bila bergerak lambat atau bahkan cenderung diam, pasokan oksigen di dalam styrofoam pun akan semakin terjamin. Karena dalam konteks ini, lobster harus terus kering, baiknya lobster ditaburi juga dengan bubuk gergaji atau pasir sebelum dibungkus dengan koran. Es batu juga harus dibungkus koran terlebih dahulu agar tak mudah leleh.
3. Harus terus dalam keadaan kering
Es batu yang dimaksud pada poin kedua sebaiknya terbuat dari air laut, yang biasanya akan keras dalam waktu 3-4 hari. Hal ini dilakukan sebagai antisipasi saat terjadi trouble dab di tengah perjalanan, seperti botol pecah atau bocor.
Dengan adanya antisipasi ini, kemungkinan membuat lobster mati atau menjadi lebih kecil. Jangan lupa juga untuk masukkan aerator atau blower guna menjaga ketersediaan oksigen di dalam wadah.
4. Permintaan lobster terus naik
Permintaan pasar terhadap komoditas lobster mulai dari pasar domestik hingga internasional, selalu meningkat tajam setiap tahunnya.
Untuk itu, Aruna mengambil peluang tersebut dengan menciptakan inovasi budidaya dasar laut untuk menjaga keseimbangan produksi dan kelestarian pertumbuhan lobster di wilayah perairan Indonesia.
Pengembangan budidaya ini dapat menjadi nilai tambah bagi masyarakat pesisir sehingga menunjang peningkatan kondisi nelayan di wilayah pesisir sekitar menjadi lebih makmur.
5. Jadi komoditas yang membantu pemulihan ekonomi nasional
Sejumlah ekowisata di Indonesia, mengangkat konsep from sea to table, di mana hasil tangkapan para nelayan lokal langsung disalurkan untuk mendukung industri pariwisata setempat. Wisatawan dapat menikmati seafood khas Indonesia dengan kualitas dunia ketika berkunjung di hotel, restoran, dan kafe di wilayah tersebut.
(NDA)