Banyak Alih Fungsi Lahan di Jawa, Pasokan Beras Nasional Bisa Terancam
Badan Pangan Nasional menyebut alih fungsi lahan terjadi begitu cepat di Pulau Jawa. Padahal, mayoritas pasokan beras nasional berasal dari sana.
IDXChannel - Direktur Distribusi dan Cadangan Pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas) Rachmi Widiriani menyoroti tingginya alih fungsi lahan di Pulau Jawa. Padahal, mayositas pasokan beras nasional berasal dari pulau tersebut.
Dia menyebut bahwa saat ini hasil produksi beras dari wilayah Pulau Jawa masih menjadi andalan untuk ketersediaan beras nasional. Untuk diketahui, menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), Pulau Jawa menyumbang produksi beras terbanyak dengan 18 juta ton.
Disusul oleh Pulau Sumatera dengan 6,55 juta ton, Sulawesi 4,30 juta ton, Bali dan Nusa Tenggara 1,68 juta ton kemudian Maluku dan Papua 0,19 juta ton.
"Situasinya memang seperti itu, karena sebagian besar lebih dari 50% mengandalkan produksi dari Pulau Jawa. sementara alih fungsi lahan sangat cepat di Pulau Jawa," ujar Racmi di Jakarta, Selasa (29/11/2022).
Dia menjelaskan, untuk menyeimbangkan pengurangan lahan pertanian di pulau Jawa, Kementerian Pertanian mengembangkan lumbung pangan atau food estate di luar Jawa.
Namun, perkembangannya tidak bisa secepat mengganti penurunan produksi beras. Itu karena tanah di Jawa paling subur dibandingkan pulau lain.
"Kecepatan penggantian di luar Jawa melalui food estate tidak secepat itu menggantikan penurunan produksi yang berasal dari Jawa, jadi ini perjuangan tersendiri," jelasnya.
Di sisi lain, menurutnya, ketersediaan bibit unggul dan pupuk yang sesuai dengan kondisi tanah di masing-masing wilayah belum bisa terpenuhi. Ia menilai, jika benih dan pupuk di generalisasi, maka akan membuat produktivitas cenderung stagnan.
"Masing-masing wilayah itu harus dibuat benihnya spesifik, pupuknya spesifik sesuai kebutuhan di wilayah masing-masing," jelasnya.
(FRI)