Banyak Negara Stop Pakai Vaksin AstraZeneca, Ini Respons Bio Farma
Banyak negara memutuskan menghentikan penggunaan vaksin AstraZeneca, karena diangap berisiko terjadi pembekuan darah atau tromboemboli.
IDXChannel - Banyak negara memutuskan menghentikan penggunaan vaksin AstraZeneca, karena diangap berisiko terjadi pembekuan darah atau tromboemboli.
Juru Bicara PT Bio Farma Bambang Heriyanto menyebut, dari hasil analisis tersebut terkonfirmasi bahwa lebih dari 10 juta orang yang divaksinasi tercatat tidak menunjukkan bukti adanya peningkatan resiko emboli paru atau trombosis vena. Baik bagi golongan usia, jenis kelamin, dan golongan lainnya di negara-negara yang menggunakan vaksin Covid-19 produksi AstraZeneca.
"Pemerintah telah mengetahui adanya publikasi yang menyebutkan bahwa vaksin AstraZeneca tidak boleh digunakan di beberapa negara Eropa akibat adanya resiko tromboemboli. Terkait hal tersebut, pemerintah telah berkoordinasi dengan pihak terkait dan akan terus memantaunya," ujar Bambang saat dikonfirmasi MNC Portal Indonesia, Senin (15/3/2021).
Data yang diperoleh Bio Farma juga tercatat, jumlah kejadian sejenis ini secara signifikan lebih rendah pada penerima suntikan vaksin dibandingkan dengan angka kejadian pada masyarakat umum.
Dalam laporannya, AstraZeneca telah melakukan kajian terhadap insiden yang terjadi di Denmark dan Italia, dan berdasarkan data yang terkumpul saat ini, tidak ada bukti terkonfirmasi yang mengaitkan antara insiden pembekuan darah dengan vaksin vaksinasi dengan menggunakan vaksin AstraZeneca.
Pernyataan ini telah diterbitkan European Medicines Agency (EMA) atau Badan Pengawas Obat Eropa mengenai Vaksin Covid-19 AstraZeneca pada Kamis 11 Maret 2021 lalu.
Komite Pengkajian Risiko Farmakovigilans (PRAC) atau Pharmacovigilance Risk Assessment Committee telah menyelidiki kasus peristiwa tromboemboli tersebut dengan hasil bahwa saat ini manfaat vaksin masih lebih besar daripada risikonya.
"AstraZeneca terus berkoordinasi dengan otoritas setempat termasuk dengan EMA dalam menyediakan informasi terkait batch vaksin di sana. Dan pihak AstraZeneca juga akan terus melaporkan kepada pemerintah secara berkala," katanya. (RAMA)