ECONOMICS

Banyak Warga Akui Tak Terima Bansos saat PPKM, Pedagang Nasi: Warung Tutup, Semoga Ada Bantuan

Indra Purnomo 19/08/2021 15:33 WIB

Program bansos ternyata tidak sepenuhnya dirasakan masyarakat. Berikut sejumlah kisah yang dirangkum MNC Portal.

Banyak Warga Akui Tak Terima Bansos saat PPKM, Pedagang Nasi: Warung Tutup, Semoga Ada Bantuan (Dok.MNC Media)

IDXChannel - Masih ada warga yang belum mendapatkan bantuan sosial (bansos) sejak Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat diberlakukan. Bahkan ada yang terpaksa berhenti berjualan karena imbas PPKM dan minim modal. 

Santi Nurhayati (26) warga Jatipulo, Jakarta Barat mengaku belum pernah menerima bansos baik dari pemerintah provinsi (pemprov) atau dari pemerintah pusat sejak PPKM Darurat diberlakukan. 

“Belum pernah, kalau pernah dapat bansos itu waktu pertama kali PSBB. Kalau setelah itu belum pernah dapat lagi. Itu pun dari RT. Kalau dari sekarang-sekarang belum pernah dapat lagi,” kata Santi kepada INews, Kamis, (19/8/2021).

Santi tinggal bersama suaminya yang bekerja sebagai penjual bubur kacang ijo dan warkop kopi. Pendapatannya kini akibat pandemi Covid-19 menurun dengan keuntungan bersih dalam sehari Rp 400.000.

“Sudah sampai malam itu Rp 400.000. Karena susah Dikit sekali. Kalau sebelum pandemi lebih dari Rp 400.000. Kalau lagi normal Rp 400.000 cuma siang saja. Kalau ini seharian baru dapat Rp 400.000. Paling gede,” ujar Santi.

Tri Haryanto (27) warga Jatipulo, Jakarta Barat juga mengaku belum mendapatkan bansos sejak PPKM Darurat diberlakukan.

“Kalau di sini dapat beberapa doang berapa RT. Sehabis itu dibagi-bagi sama ketua RT. Dapat sembako seperti mie dan telur sudah tiga bulan yang lalu sebelum PPKM Darurat waktu ada PSBB,” kata Tri kepada INews,

Hal serupa dirasakan oleh Yati (46) warga Kota Bambu Selatan. Setiap hari sebelum pandemi Covid-19 berdagang nasi ayam di depan rumahnya. Namun, setelah kebijakan PPKM darurat diberlakukan hingga kini warung nasi yang dimiliki Yati terpaksa ditutup.

“Bukan dampak lagi. Berasa banget ini drastis. Apalagi sekarang di rumah tidak dagang. Bapaknya juga jualan bubur menurun banget. Jauh banget penurunannya. Biasanya kalau pagi bawa 5 liter. Ini 3 liter atau 2 liter tidak pernah habis,” ujar Yati kepada INews.

Yati mengaku pernah mendapatkan bansos berupa sembako pada Desember 2021 lalu. Ia pun mengatakan, bahwa dirinya tidak pernah didatangi oleh pihak terkait untuk mendata penerimaan bansos.

“Mudah-mudahan saja saya dapat bantuan. Anak-anak saya masih pada sekolah. Saya kan sudah punya ATM bisa diaktifkan lagi atau gimana. Minta tolong bantu keadaan ekonominya lagi begini,” kata Yati. 

Kini masyarakat yang merasa layak mendapatkan bantuan sosial (Bansos) dapat mengajukan dirinya sendiri lewat Aplikasi Usul-Sanggah. 

Menteri Sosial (Mensos) RI Tri Rismaharini mengatakan aplikasi ini merupakan aplikasi berbasis web untuk pengusulan masyarakat penerima bansos yang belum tercantum dalam pengesahan pemerintah daerah (Pemda). Dan juga dapat mengurangi jumlah orang yang tidak berhak melalui mekanisme pengaduan/masukan masyarakat. 

"Kalau ada seseorang misalnya dia merasa lebih berhak menerima maka dia bisa mengusulkan dirinya kemudian kita akan cek di lapangan apakah itu betul kami akan jelaskan bagaimana kami mengecek mereka,"ujar Mensos dalam konferensi Pers Nota Keuangan dan RUU APBN 2022, Senin, (16/08/2021). 

Untuk proses mengajukan diri juga akan melibatkan masyarakat dimana mereka dapat menyanggah apabila seseorang yang mengajukan diri ternyata tidak berhak mendapatkan bantuan. 

"Misalkan masyarakat mengetahui seseorang itu tidak tidak berhak maka mereka bisa menyampaikan si A  ini tidak benar. Itu betul beberapa hari saya menerima surat itu dan kita lanjuti ternyata setelah kita cek di lapangan sebetulnya tidak berhak sesuai dengan kriteria sehingga mereka mengundurkan diri,"jelasnya.  

(IND) 

SHARE