Bawa Misi Dagang ke DKI Jakarta, Jatim Bukukan Transaksi Rp750,43 Miliar
Misi dagang yang digelar Pemprov Jatim bersama Pemprov DKI Jakarta berhasil membukukan transaksi Rp750,43 miliar.
IDXChannel - Misi dagang yang digelar Pemprov Jatim bersama Pemprov DKI Jakarta berhasil membukukan transaksi Rp750,43 miliar. Kegiatan ini diikuti 168 pelaku usaha dari Jakarta dan Jatim.
Menurut Wakil Gubernur Jatim, Emil Elestianto Dardak, misi dagang tersebut dapat menjadi katalis atau mempercepat pemulihan ekonomi nasional.
“Saya berharap besarnya potensi dan bertemunya dua raksasa yang menyumbang sepertiga ekonomi nasional ini mampu menjadi sinyal sekaligus katalis dalam pemulihan ekonomi nasional melalui kerja sama antara Jatim dengan DKI Jakarta,” katanya di Jakarta, Jumat (4/6/2021).
Jatim dan DKI Jakarta sendiri, sebut Emil Dardak, merupakan dua provinsi raksasa ekonomi di Indonesia. Keduanya, memberikan kontribusi besar terhadap PDB Nasional.
Hal tersebut terlihat pada 2020. Di mana PDRB DKI Jakarta mencapai Rp2.772 triliun dan memberikan kontribusi sebesar 17,96% terhadap PDB Nasional. Sedang PDRB Jatim, memberikan kontribusi sebesar 14.90% setara Rp2.299,46 triliun secara nasional.
“Maka, jika digabungkan maka Jatim dan DKI Jakarta memberikan kontribusi sebesar 32,86% atau sepertiga dari PDB Nasional. Misi Dagang dan Investasi ini adalah bertemunya sepertiga ekonomi di seluruh Indonesia,” terangnya.
Emil menyebut, selama ini, misi dagang antara Jatim bersama DKI Jakarta telah terlaksana sebanyak 4 kali. Momen tersebut dilaksanakan pada 2016, 2017, 2018 dan 2019 dengan mencatatkan nilai total transaksi sebesar Rp3,699 triliun.
Mantan Bupati Trenggalek itu menyatakan, karakteristik kedua provinsi yang berbeda itu ditunjukkan oleh ekonomi Jatim yang didominasi Sektor Industri Pengolahan (30,94%), Perdagangan (18,68%) dan Pertanian (10,84%).
Sedang ekonomi DKI Jakarta sendiri didominasi Sektor Perdagangan (16,62%), Industri Pengolahan (11,37%), Jasa Keuangan (11,27%), Konstruksi (11,27%) dan Informasi Komunikasi (9,41%).
“Perbedaan karakteristik ini memungkinkan kedua provinsi untuk saling bekerja sama dan saling mengisi bersinergi mendorong kinerja ekonomi agar tumbuh bagi kedua daerah. Sehingga memberikan dampak positif terhadap kinerja ekonomi nasional,” jelasnya.
Sementara itu, Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan mengatakan, DKI Jakarta merupakan kota jasa. Sebanyak 98% pasokan kebutuhan pangannya berasal dari luar DKI Jakarta, seperti Jatim.
"Kami di DKI Jakarta 17 sampai 18% perekonomian Indonesia dikontribusikan dari Jakarta. Di sisi lain, Jakarta saat ini adalah kota Jasa. Di mana ketergantungan kami pada komoditi dari luar Jakarta yang menyangkut kebutuhan dasar sangat tinggi," ujarnya. (TYO)